Rabu, 12 Mei 2010

Jilbab Busana Seorang Muslimah

"Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min:"Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang."

(QS. Al Ahzaab (33) : 59)

Jilbab. Akhir-akhir ini kata tersebut semakin marak terdengar di telinga kita seiring dengan semakin semaraknya saudara-saudara kita para muslimah memakainya dalam kehidupannya sehari-hari. Apakah sebenarnya yang dimaksud dengan jilbab itu ? Apa pula dasar hukumnya dan mengapa Islam mewajibkan kaum hawa untuk mengenakannya di dalam kesehariannya ?

1. Pengertian Jilbab

Islam sebagai agama yang bersifat universal dalam arti mempunyai aturan-aturan yang mengatur seluruh aspek kehidupan manusia dimana di dalamnya terdapat aturan/hukum-hukum yang mengatur masalah pakaian baik itu bagi laki-laki maupun bagi perempuan, yang pada intinya pakaian itu baik bagi laki-laki maupun bagi perempuan digunakan sebagai penutup aurat sebagaimana disebutkan di dalam Al Qur'an. Firman Allah :

"Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan pakaian untuk menutupi 'auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat. Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapakmu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya 'auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman. (QS. Al A'raaf (7) : 26-27)

Sehingga yang menjadi permasalahan sekarang adalah manakah batas-batas aurat itu ? Untuk aurat laki-laki sebagaimana hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari, Ahmad, dan Hakim adalah dari pusar sampai dengan lutut. Bagian itulah yang bagi laki-laki harus ditutup sedangkan bagian yang lainnya boleh ditampakkan.

"Dari Muhammad bin Jahsy berkata : Rasulullah lewat di depan Ma'mar kedua pahanya terbuka, maka sabdanya : Hai Ma'mar ! Tutuplah kedua pahamu karena paha itu aurat" (HR. Bukhari, Ahmad, Hakim)

Lalu dimanakah aurat wanita itu ? Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Dawud dikatakan bahwa aurat wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangannya.

"Hai Asmaa' ! Sesungguhnya seorang perempuan apabila telah datang waktu haidh, tidak patut diperlihatkan tubuhnya melainkan ini dan ini (Rasulullah berkata sambil menunjuk muka dan kedua telapak tangannya hingga pergelangannya)" (HR. Abu Dawud dari Aisyah r.a)

Di dalam Al Qur'an Allah berfirman yang artinya :

"Katakanlah kepada wanita yang beriman:"Hendaklah mereka menahan pandangan mereka, dan memelihara kemaluan mereka, dan janganlah mereka menampakkan perhiasan mereka kecuali yang (biasa) nampak dari mereka.Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung kedada mereka, dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.Dan janganlah mereka memukulkan kaki mereka agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan.Dan bertaubatlah kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung. (QS. An Nuur (24) : 31)

Dari uraian diatas dapatlah kita ketahui bahwa jilbab merupakan pakaian yang lapang yang menutup aurat wanita (seluruh tubuh kecuali muka dan telapak tangan sampai pergelangan tangan). Jadi pada pengertian tersebut jilbab berbeda dengan kerudung. Kerudng merupakan kain yang digunakan untuk menutupi kepala, leher, hingga dada sedangkan jilbab maliputi keseluruhan pakaian yang menutup mulai dari kepala sampai kaki kecuali muka dan telapak tangan hingga pergelangan tangan. Sehingga seseorang yang mengenakan jilbab pasti berkerudung tetapi orang yang berkerudung belum tentu berjilbab.

2. Kewajiban berjilbab bagi muslimah

Seorang muslimah adalah seorang wanita yang mengaku dirinya beriman kepada Allah dimana keimanannya itu diyakini dalam hati, diikrarkan dengan lisan dan diwujudkan dengan perbuatan sehari-hari. Dan pengamalan dari keimanan ini adalah dengan menjalankan perintah-perintah Allah dan menjauhi larangan-larangan-Nya. Mengenakan jilbab bagi seorang wanita adalah merupakan suatu perintah dari Allah SWT dimana hukumnya adalah wajib yang bila dikerjakan berpahala dan bila ditinggalkan berdosa. Hal ini didasarkan atas perintah Allah dalam surat Al Ahzaab ayat 59 dan surat An Nuur ayat 31 diatas

Dari dua ayat ini jelas bahwa Allah mewajibkan wanita beriman untuk mengenakan jilbabnya /kerudungnya kecuali kepada orang-orang tertentu seperti yang tercantum dalam surat An Nuur : 31 diatas yaitu :

"Dan janganlah menampakkan perhiasan mereka, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita"

Jadi amatlah disayangkan apabila kita menjumpai saudara-saudara kita muslimah yang memakai jilbabnya hanya untuk kepentingan-kepentingan tertentu saja seperti pada waktu sekolah, mengajar, kuliah, dsb. Tetapi diluar itu apabila dia keluar rumah tidak memakai jilbabnya. Marilah kita perhatikan dan kita renungkan sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Turmudzi dari Ibnu Mas'ud :

"Perempuan itu adalah aurat, maka apabila ia keluar dari rumahnya maka syetanpun berdiri tegak (dirangsang olehnya)" (HR. Turmudzi)

3. Hikmah memakai jilbab dalam kehidupan sehari-hari

Begitu pentingnya jilbab bagi seorang muslimah sehingga dalam sebuah hadits Rasulullah bersabda :

"Telah berkata Ummu 'Athiyah saya bertanya : 'Ya Rasulullah apakah salah seorang dari kami dinyatakan bersalah bila ia tidak keluar (pergi ke tanah lapang) karena ia tidak mempunyai jilbab ?' Maka sabdanya : 'Hendaklah temannya meminjamkan jilbab untuknya'." (HR. Bukhari Muslim)

Jadi Rasulullah mewajibkan seorang muslimah untuk mengenakan jilbabnya dalam keadaan apapun, begitu pentingnya hal ini sehingga apabila seorang muslimah tidak mempunyai jilbab beliau menyuruh temannya untuk meminjaminya.

Berikut ini beberapa hikmah dari diwajibkannya jilbab bagi seorang muslimah :

a) Sebagai identitas seorang muslimah

Allah memberikan kewajiban untuk berjilbab agar para wanita mukmin mempunyai ciri khas dan identitas tersendiri yang membedakannya dengan orang-orang non muslim. Dalam sebuah hadits dikatakan :

"Barangsiapa menyerupai suatu kaum maka ia termasuk golongan mereka" (HR. Abu Dawud)

b) Meninggikan derajat wanita muslim (muslimah)

Dengan mengenakan jilbab yang menutup seluruh auratnya dan tidak membuka auratnya di sembarang tempat, maka seorang muslimah itu bagaikan sebuah batu permata yang terpajang di etalase yang tidak sembarang orang dapat mengambil dan memilikinya. Dan bukan seperti batu yang berserakan di jalan dimana setiap orang dapat dengan mudah mengambilnya, kemudian menikmatinya, lalu membuangnya kembali.

Allah berfirman :

"Barangsiapa yang mengerjakan amal saleh, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan sesungguhnya akan Kami berikan balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan."

(QS. An Nahl (16) : 97)

c) Mencegah dari gangguan laki-laki tak bertanggung jawab

Hal ini mudah dipahami karena dengan seluruh tubuh tertutup kecuali muka dan telapak tangan, maka tidak akan mungkin ada laki-laki iseng yang tertarik untuk menggoda dan mencelakakannya selama ia tidak berperilaku yang berlebih-lebihan. Sehingga kejadian-kejadian seperti perkosaan, perzinaan, dsb dapat dihindarkan

"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. Dan suatu jalan yang buruk." (QS. Al Israa' (17) : 32)

d) Memperkuat kontrol sosial

Seorang yang ikhlas dalam menjalankan perintahNya dan menjauhi laranganNya khususnya dalam mengenakan busana muslimah, Insya Allah ia akan selalu menyadari bahwa dia selalu membawa nama dan identitas Islam dalam kehidupannya sehari-hari, sehingga apabila suatu saat dia melakukan kekhilafan maka ia akan lebih mudah ingat kepada Allah dan kembali ke jalan yang diridhoiNya.

Khatimah

Dari uraian diatas dapatlah disimpulkan bahwa dengan diwajibkannya jilbab sebagai busana muslimah ternyata banyak membawa manfaat dan hikmah bagi yang memakainya. Hal ini sesuai dengan firman Allah :

"Ya Rabb kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka." (QS.Ali Imran (3) : 191)

Demikianlah sebagai penutup marilah kita renungkan firman Allah dalam surat Al Baqarah 85 berikut :

"Apakah kamu beriman kepada sebagian dari Al-Kitab dan ingkar terhadap sebagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat."

(QS. Al Baqarah (2) : 85)




MANFAAT dari JILBAB :

- Rambut muslimah yang berjilbab terlindung dari sengatan panas matahari dan terlindung dari debu serta polusi, sehingga ketika jilbabnya dibuka, rambutnya tampak selalu bersinar. Rambut indahnya hanya diperlihatkan untuk orang-orang yang berhak melihatnya.
- Terjaga dari pandnagan pria nakal. Muslimah berjilbab tidak mengumbar tubuhnya, kecuali muka dan telapak tangan. Oleh karena itu, pria pun terbatas memandangnya.
- Pria segan menggoda apalagi melecehkan. Biasanya pria segan mendekati, kecuali kalau peluang itu diciptakan oleh wanita itu sendiri.
- Termotivasi untuk terus menuntut ilmu dan mengamalkannya. Muslimah yang berjilbab merasa dirinya menjadi alat ukur kebaikandan kesuksesan. Tuntutan ini sangat bagus karena memacu dirinya untuk senantiasa berlomba meraih prestasi, kebaikan, dan sekuat mungkin menghindari kesalahan-kesalahan yang dapat mencemarkan nama baik islam oleh perbuatan dosa dan tercela.
- Terjaga kehormatannya. Wanita berjilbab akan selalu menjaga kehormatannya seiring dengan ilmu yang dimilikinya karena mereka mengetahui dan dapat membedakan perilaku yang harus dilakukan dnegan perilaku yang harus dihindari. Wanita berjilbab dan berilmu merasa selalu diawasi Allah dari segala kemaksiatan.

Demikianlah Allah memberi kasih sayangnya kepada wanita melalu syariat islam yang sempurna ^_^ ....





CARA BERJILBAB MENURUT SYARI'AH :

Kalau mau bicara tentang pakaian wanita muslimah yang ideal dan memenuhi seluruh persyaratan, maka sebagaimana yang disepakati oleh jumhur ulama bahwa aurat wanita itu adalah seluruh tubuh kecuali muka dan tapak tangan.

Artinya, keseluruh tubuh itu wajib ditutup dengan pakaian kecuali bagian muka dan tapak tangan saja. Sedangkan model pakaian, warna, motif, corak atau stylenya diserahkan kepada masing-masing budaya dan kebiasaan.

Asalkan kesemuanya itu memenuhi syarat standar busana muslimah yaitu:


* Tidak tembus pandang
* Tidak ketat hingga membentuk lekuk tubuh
* Tidak menyerupai pakaian laki-laki atau
* Tidak menyerupai pakaian 'khas' milik orang kafir atau pakaian orang fasik
* Benar-benar menutup dan tidak ada yang dibuka atau dibelah sedemikian rupa sehingga bisa memperlihatkan aurat


Itu adalah standar ideal busana muslimah yang bila semua itu terpenuhi, maka sudah cukup. Adapun masalah jilbab gaul yang sekarang jadi mode, bisa kita lihat dari dua arah yang berbeda.

Arah yang pertama, bila kita melihat dari arah ideal. Maka jilbab mode itu jelas masih belum memenuhi semua persyaratan. Misalnya soal ketatnya pakaian itu sehingga tetap membentuk lekuk tubuh. Atau belahan-belahan tertentu yang masih juga memperlihatkan bagian aurat. Juga masalah menyerupai pakaian laki-laki dan seterusnya.

Bila kita nilai dari arah ideal atau tidak, maka jilbab gaul itu tidak bisa dikatakan ideal alias tidak memenuhi syarat busana muslimah.

Yang yang kedua, kita memandang dari arah pakaian trendi di kalangan remaja gaul saat ini yang sedemikian seronok, terbuka, seksi dan cenderung liar dan a moral. Kita bisa mengatakan bahwa pakaian mereka itu sama saja dengan bukan pakaian, karena aurat yang terlihat bukan hanya 'sebagian', tapi justru 'sebagian besar.' Jadi pakaian mereka itu bukan setengah telanjang tapi 2/3 telanjang atau 4/5 telanjang.

Bila dari kalangan mereka ini ada yang mulai sadar dan ingin kembali kepada Islam lalu mulai coba-coba menggunakan busana muslimah meski 'belum memenuhi standar ideal,' maka kita perlu memberi support atau dukungan. Tentu saja dukungan ini sifatnya sementara, karena biar bagaimana pun pakaian idealnya belum terpenuhi.

Tapi support dan dukungan tetap dibutuhkan agar mereka sedikit demi sedikit bisa beradaptasi dengan busana muslimah. Karena kalau mau dibandingkan, biar bagaimana pun jilbal gaul itu tetap lebih baik dari pada baju minim yang mengubar nafsu itu.

Yang diperlukan adalah pendekatan dakwah yang baik dan simpatik kepada mereka agar keinginan baik mereka itu bisa dihargai lebih dahulu. Sambil perlahan-lahan kita mencoba menanamkan makna dan hakikat ajaran Islam secara lebih intensif dan mengena. Nanti pada akhirnya, bila penanaman itu mulai menghasilkan buah, mereka snediri yang akan mengganti jilbab gaulnya dengan busana muslimah yang ideal.







SEMOGA BERMANFAAT ^_^

0 komentar: