Jumat, 24 Desember 2010

Persembahan Kecil Untuk Para Wanita Shalihah

Wanita shalihah adalah sebaik-baik perhiasan dunia, mengalahkan tumpukan Emas, intan dan permata serta perhiasan dunia apapun. hanya wanita shalihlah yang mampu melahirkan generasi rabbani yang selalu siap memikul risalah Islamiyah menuju puncak kejayaan

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. mulialah wanita shalihah. Di dunia, ia akan menjadi cahaya bagi keluarganya dan berperan melahirkan generasi dambaan. Jika ia wafat, Allah akan menjadikannya bidadari di surga. Kemuliaan wanita shalihah digambarkan Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam dalam sabdanya, “Dunia ini adalah perhiasan, dan sebaik-baik perhiasan adalah wanita shalihah”.(HR.Muslim).

Dalam Al-Quran surat An-Nur: 30-31, Allah Swt. memberikan gambaran wanita shalihah sebagai wanita yang senantiasa mampu menjaga pandangannya. Ia selalu taat kepada Allah dan Rasul Nya. Make up- nya adalah basuhan air wudhu. Lipstiknya adalah dzikir kepada Allah. Celak matanya adalah memperbanyak bacaan Al-Quran.

Wanita shalihah sangat memperhatikan kualitas kata-katanya. Tidak ada dalam sejarahnya seorang wanita shalihah centil, suka jingkrak-jingkrak, dan menjerit-jerit saat mendapatkan kesenangan. Ia akan sangat menjaga setiap tutur katanya agar bernilai bagaikan untaian intan yang penuh makna dan bermutu tinggi. Dia sadar betul bahwa kemuliaannya bersumber dari kemampuannya menjaga diri (iffah).

Seperti indahnya pelangi yang menghiasi sore hari, begitulah mungkin perumpamaan wanita sebagai penghias dunia ini. Dan bahkan lebih penting dan berarti lagi dari hanya sekedar perhiasan. Kita mungkin tidak bisa membayangkan bagaimana jadinya dunia ini tanpa adanya wanita..?

Sungguh tak terbayangkan bagaimana indahnya hidup bersama istri shalihah. Istri yang sejuk dipandang mata, menentramkan hati dan jiwa. Istri yang pandai membahagiakan hati suaminya. Ia tahu apa yang harus ia lakukan sebagai seorang istri terhadap suaminya, sebagai seorang ibu terhadap anak-anaknya, sebagaimana ia dahulu menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya. Kata-katanya santun penuh hikmah. Jika ia senang, tampak dari raut wajahnya yang berseri-seri bak bidadari. Jika marah, ia berusaha menahannya agar tidak diketahui suaminya. Ia selalu meminta maaf meskipun bukan ia yang bersalah. Dan ia selalu memaafkan kesalahan orang lain sebelum mereka memintanya. Itulah ciri wanita shalihah.

Wanita shalihah pandai menjaga lisan, mata dan hatinya. Ia tidak berbicara kecuali yang bermanfaat, tidak melihat kecuali yang halal untuk dilihat, dan tidak pernah menyimpan rasa benci ataupun dendam kepada siapapun. Hatinya luas bak samudera. Jiwanya lembut laksana sutera, namun sikapnya tegas seperti ksatria.

Sungguh tak berlebihan ketika Rasulullah Shalallahualaihi wassalam menyebut wanita shalihah sebagai perhiasan terindah yang ada di dunia. Ya, bahkan ia lebih dari itu. Wanita shalihah adalah tulang punggung bangkitnya generasi baru Islam yang akan memimpin dunia. Berapa banyak para ulama dan mujahid yang terlahir dari rahim seorang wanita shalihah. Tanpa belaian dan kasih sayang wanita shalihah, sangat sulit dibayangkan mereka semua bisa menjadi seperti itu.

Sungguh mengagumkan kehidupan yang dilalui wanita shalihah. Ketika masih kecil, ia menjadi anak yang berbakti kepada orang tua. Ketika beranjak dewasa ia menjadi remaja yang pandai menjaga kehormatan dirinya. Ia tidak terbawa arus pergaulan yang dapat merusak akhlaknya. Ketika menikah ia menjadi istri yang tulus dan setia dengan suaminya. Ia tidak pernah mengkhianatimya, baik ketika pergi maupun berada di dalam rumahnya. Setelah dikaruniai anak, ia menjadi seorang ibu yang bijaksana dalam mendidik anak-anaknya. Ia paham bagaimana harus bersikap semestinya. Ia juga mengerti bagaimana menjaga hak dan kewajibannya, baik terhadap Tuhannya maupun sesama manusia.

Namun meskipun demikian, ia tetaplah manusia. Kadangkala benar, kadang pula salah. Ia juga masih memiliki hati nurani dan air mata, sehingga tak jarang hatinya menangis karena terluka. Ia juga membutuhkan seseorang yang sanggup membimbingnya menuju jalan-Nya. Ia juga ingin berbagi cerita tentang kisah hidupnya, baik dalam mengurus anak maupun mengelola keuangan rumah tangga. Ia juga butuh teman yang selalu berada di sisinya dan mengusap air mata di pipinya di kala ia bersedih.

Sungguh wanita shalihah adalah manusia luar biasa yang pernah ada di dunia. Tak heran jika Rasulullah Shalallahu alaihi wassalam bersabda, “Surga berada di bawah telapak kaki ibu”. Dalam hadits lain ketika ditanya tentang orang yang berhak dilayani beliau bersabda, “Ibumu”, beliau mengulainya sebanyak tiga kali, baru setelah itu beliau melanjutkan, “Ayahmu”. Bahkan dalam Al-Quran, Allah mengabadikan keagungan wanita dengan sebuah surat bernama An-Nisa (wanita-wanita). Tak hanya itu, bahkan nama salah seorang wanita shalihah pun diabadikan menjadi nama surat, Maryam. Allahu Akbar, Walillahil Hamd. Itulah balasan bagi wanita shalihah.

Dua orang gadis, putri Nabi Syuaib yang berjalan malu-malu adalah contoh wanita shalihah di zaman Nabi Musa. Sebelumnya, Asiah, istri Fir’aun yang telah mengasuh Nabi Musa sewaktu kecil pernah menyembunyikan keimanannya. Begitu juga Ratu Balqis ketika memilih beriman dan akhirnya menjadi istri Nabi Sulaiman. Zulaikha yang semula menggoda dan memfitnah Nabi Yusuf pun akhirnya mengakui kesalahannya dan bertaubat kepada Robbnya. Istri Imran yang pernah berdoa dan akhirnya dikabulkan doanya sehingga lahirlah Maryam, ibunda Nabi Isa. Istri Nabi Zakariya yang semula disangka mandul, namun ternyata ditakdirkan melahirkan Nabi Yahya. Istri Nabi Ibrahim yang melahirkan Nabi Ismail di usia tua. Semuanya adalah contoh wanita-wanita shalihah yang kisahnya diabadikan dalam Al-Quran. Subhanallah.

Belum lagi Khadijah, Aisyah, Fathimah, Ummu Sulaim, Khansa dan wanita-wanita shalihah lainnya pada zaman Nabi Shalallahu alaihi wassalam.

Bahkan kita bisa mencontoh istri-istri Rasulullah Saw. seperti Aisyah. Ia terkenal dengan kekuatan pikirannya. Seorang istri seperti beliau bisa dijadikan gudang ilmu bagi suami dan anak-anak.
Khadijah, figur istri shalihah penentram batin, pendukung setia, dan penguat semangat suami dalam berjuang di jalan Allah Swt. Beliau berkorban harta, kedudukan, dan dirinya demi membela perjuangan Rasulullah. Begitu kuatnya kesan keshalihahan Khadijah, hingga nama beliau banyak disebut-sebut oleh Rasulullah walau Khadijah sendiri sudah meninggal.

Mungkin dunia ini takkan berwarna tanpa hadirnya wanita. Bahkan kenikmatan surga terasa tak lengkap tanpa ditemani wanita. Jika tidak, mengapa Nabi Adam harus ditemani oleh Siti Hawa? Memang wanita bukan segalanya, namun hampir seluruh manusia telahir dari rahim seorang wanita. Maka beruntunglah bagi wanita shalihah. Wanita yang mengerti kemuliaan dirinya.

Salah satu indikasinya bahwa ia imannya kuat adalah kemampuannya memelihara rasa malu. Dengan adanya rasa malu, segala tutur kata dan tindak tanduknya selalu terkontrol. Ia tidak akan berbuat sesuatu yang menyimpang dari bimbingan Al-Quran dan Sunnah. Ia sadar bahwa semakin kurang iman seseorang, makin kurang rasa malunya. Semakin kurang rasa malunya, makin buruk kualitas akhlaknya.

Pada prinsipnya, wanita shalihah adalah wanita yang taat kepada Allah dan Rasul-Nya. Rambu-rambu kemuliaannya bukan dari aneka aksesoris yang ia gunakan. Justru ia selalu menjaga kecantikan dirinya agar tidak menjadi fitnah bagi orang lain. Kecantikan satu saat bisa jadi anugerah yang bernilai. Tapi jika tidak hati-hati, kecantikan bisa jadi sumber masalah yang akan menyulitkan pemiliknya sendiri.

Saat mendapat keterbatasan fisik pada dirinya, wanita shalihah tidak akan pernah merasa kecewa dan sakit hati. Ia yakin bahwa kekecewaan adalah bagian dari sikap kufur nikmat. Dia tidak akan merasa minder dengan keterbatasannya. Pribadinya begitu indah sehingga make upapa pun yang dipakainya akan memancarkan cahaya kemuliaan. Bahkan, kalaupun ia “polos” tanpa make up sedikit pun, kecantikan jiwanya akan tetap terpancar dan menyejukkan hati orang-orang di sekitarnya.

Jika ingin menjadi wanita shalihah, maka belajarlah dari lingkungan sekitar dan orang-orang yang kita temui. Ambil ilmunya dari mereka.

Bisa jadi wanita shalihah muncul dari sebab keturunan. Seorang anak yang baik akhlak dan tutur katanya, bisa jadi gambaran seorang ibu yang mendidiknya menjadi manusia berakhlak. Sulit membayangkan, seorang wanita shalihah ujug-ujug muncul tanpa didahului sebuah proses. Di sini, faktor keturunan memainkan peran. Begitu pun dengan pola pendidikan, lingkungan, keteladanan, dan lain-lain. Apa yang tampak, bisa menjadi gambaran bagi sesuatu yang tersembunyi. Banyak wanita bisa sukses., Namun tidak semua bisa shalihah.

Shalihah atau tidaknya seorang wanita bergantung ketaatannya pada aturan-aturan Allah. Aturan-aturan tersebut berlaku universal, bukan saja bagi wanita yang sudah menikah, tapi juga bagi remaja putri. Tidak akan rugi jika seorang remaja putri menjaga sikapnya saat mereka berinteraksi dengan lawan jenis yang bukan mahramnya. Bertemanlah dengan orang-orang yang akan menambah kualitas ilmu, amal, dan ibadah kita. Ada sebuah ungkapan mengatakan, “Jika kita ingin mengenal pribadi seseorang maka lihatlah teman-teman disekelilingnya. ”

Peran wanita shalihah sangat besar dalam keluarga, bahkan negara. Kita pernah mendengar bahwa di belakang seorang pemimpin yang sukses ada seorang wanita yang sangat hebat. Jika wanita shalihah ada di belakang para lelaki di dunia ini, maka berapa banyak kesuksesan yang akan diraih.

Beruntunglah bagi setiap lelaki yang memiliki istri shalehah, sebab ia bisa membantu memelihara akidah dan ibadah suaminya. Rasulullah bersabda, ”Barangsiapa diberi istri yang shalehah, sesungguhnya ia telah diberi pertolongan (untuk) meraih separuh agamanya. Kemudian hendaklah ia bertakwa kepada Allah dalam memelihara separuh lainnya.” (HR Thabrani dan Hakim).

Ku persembahkan tuk para “wanita Shalehah “…

Air Mata Keinsafan

Kenapakah begitu susah untuk aku mengubah diri ini agar menjadi insan berguna pada mata Illahi?
Kenapa begitu sukar diri ini untuk menerima segala kebenaran yang diajarkan padaku?
Begitu hitamkah hati ku ini?
Begitu menggunungkah dosa diri ini?
Layakkah aku untuk meminta ampunanMu ya Allah?
Masih adakah ruang untuk hidayahMu bertapak dalam ruangan hati hitam ini ya Allah?


Kenapa begitu susah diri ini untuk mengalirkan air mata apabila disebut nama yang Maha Esa...?
Kenapa begitu berat air mata ini untuk mengalir mendengar nama Rasulullah s.a.w.?
Kenapa begitu jauh diri ini jika dibanding dengan para pejuang Islam yg lain?
Aku jua muslim yang sama-sama ingin melihat kebangkitan Islam...
Aku jua muslim yang bersama-sama melawan arus jahiliyah...
Tapi diri ini tetap ku rasakan masih sungguh jauh untuk menghampiri gerbang syurgaMu ya Allah...
Tapi aku tidak sanggup dengan siksaan api nerakaMu...


Ya Allah.....
Hinanya diri ku ini ya Allah...
Kotornya diri ku ini ya Allah...
Jijiknya diri ku ini ya Allah...
Berilah hidayah padaku ya Allah...
Janganlah Kau tinggalkan aku walau sesaat...
Pimpinlah aku dalam setiap detik perbuatanku...
Aku tidak sanggup jika Kau berpaling dari memandang diri ini...
Tidak sanggup ya Allah...
Segala-galanya aku berserah pada Mu...
Aku tidak dapat membayangkan diriku tanpa pimpinanMu ya Allah...
Aku tidak sanggup menjadi sehina-hina manusia pada pandanganMu...
Astaghfirullahal'azim...
Ampunilah aku dalam setiap kejahilan dan kelekaanku...
Hanya pada Engkau aku bergantung dan mengharap segala-galanya...


Air mata membasahi pipi...


Adakah ini air mata keinsafan???
Ini adalah air mata kehinaan yang melanda diri ini...
Diri ini sedih dengan apa yg telah hambaMu ini lakukan...
Aku ingin meminta sesuatu dari Mu...
Tapi aku sungguh malu padaMu ya Allah...


Aku teringat perjuangan Hassan Al-Banna...
Aku sangat mengagumi perjuangan beliau...
Aku mengagumi perjuangan Syed Qutub...
Tapi ya Allah... aku malu ya Allah untuk menyatakannya...
Masih layakkah diri ini menyebut nama Hassan Al-Banna? Nama Syed Qutub?
Masih tersisakah pejuang sepertinya untuk diri ini...
Malunya aku ya Allah dengan permintaan ini...
Aku tidak layak memikirkan tentangnya...


Wanita seperti manakah yang Kau pilihkan untuk mereka...?
Wanita yang bagaimanakah yang telah Kau pilih untuk melahirkan mereka?
Semestinya seperti Zainab Al-Ghazali dan mereka yang seangkatan dengan beliau...
Aku ingin sekiranya boleh mendampingi orang-orang sekaliber mereka.
Seorang yang hidupnya semata-mata untuk Allah.
Mereka tak tergoda rayuan harta dan benda apalagi wanita.
Aku ingin sekiranya boleh menjadi seorang ibu bagi mujahid-mujahid seperti Hassan Al-Banna.
Masih tersisakah mujahid seperti Al-Banna untukku ya Allah...?
Layakkah diri ini untuk menjadi peniup semangatnya?
Aku sungguh malu menyatakannya ya Allah...
Sungguh hina diri ini... sungguh kotor diri ini...
Sungguh lemah diri ini untuk mujahid seperti mereka...


Air mata ini jika dialirkan hingga titisan terakhir,
Namun ia masih tidak mencukupi untuk menyatakan rasa bersalah dengan dosa-dosa diri ini yang menggunung tinggi...


Ya Allah...
Pimpinlah daku...
Janganlah Kau tinggalkan aku walau sesaat cuma
Aku tidak sanggup dibiarkan dlm lumpur dosa2 hina...
Ampunilah aku ya Allah...
Astaghfirullaha'lazim...
Astaghfirullahal'azim...
Astaghfirullahal'azim...

Antara Sabar Dan Mengeluh

Pada zaman dahulu ada seorang hamba Allah bernama Abul Hassan yang menunaikan haji di Baitul Haram. Sewaktu tawaf tiba-tiba dia melihat seorang wanita yang bersinar wajahnya.
" Demi Allah, belum pernah aku melihat wajah secantik dan secerah wanita itu, tidak lain pasti kerana tidak pernah risau dan bersedih hati."
Wanita itu yang kebetulan mendengar ucapan Abul Hassan bertanya,
" Apakah katamu wahai saudaraku? Demi Allah aku tetap terbelenggu oleh perasaan dukacita dan luka hati kerana risau."

Abul Hassan bertanya, " Bagaimana hal yang merisaukanmu?"
Wanita itu menjawab, "Pada suatu hari ketika suamiku sedang menyembelih kambing korban dan aku mempunyai dua orang anak yang sudah boleh bermain manakala yang satu lagi masih menyusu, dan ketika aku bangun untuk membuat makanan anak pertamaku berkata kepada adiknya, " Hai adikku, sukakah kamu jika aku tunjukkan padamu bagaimana ayah menyembelih kambing?"
Jawab adik, " Baiklah kalau begitu?"

Lalu disuruh adiknya baring dan disembelihkannya leher adiknya itu. Kemudian dia merasa takut setelah melihat darah memancut keluar dan lantas lari ke bukit yang mana di sana dia dimakan oleh serigala, lalu ayahnya pergi mencari anaknya sehingga mati kehausan dan ketika itu aku letakkan bayiku untuk keluar mencari suamiku, tiba-tiba bayiku merangkak menuju ke periuk yang berisi air panas, ditariknya lalu tumpah dan mengenai badannya habis melecur kulit badannya. Berita ini terdengar kepada anakku yang telah berkahwin dan tinggal di daerah lain, maka dia jatuh pengsan hingga sampai ajalnya. Dan kini aku tinggal sebatang kara."

Lalu Abul Hassan bertanya, " Bagaimanakah kesabaranmu menghadapi semua musibah yang sangat hebat itu?"
Wanita itu menjawab, " Tiada seorang pun yang dapat membedakan antara sabar dengan mengeluh melainkan dia menemukan diantara keduanya ada jalan yang berbeda. Walaupun sabar dengan memperbaiki yang lahir, maka hal itu baik dan terpuji akibatnya. Dan dengan mengeluh, maka orang itu tidak mendapat apa-apa malah sia-sia belaka."

Kesimpulan cerita, kesabaran sangat digalakkan oleh agama dan harus dimiliki oleh setiap orang yang mengaku beriman kepada Allah dalam setiap musibah dan dugaan daripada Allah. Kerana itu Rasulullah s.a.w. bersabda dalam firman Allah dalam sebuah hadith Qudsi: " Tidak ada balasan bagi hambu-Ku yang mukmin, jika Aku ambil kekasihnya dari ahli dunia kemudian ia sabar, melainkan syurga baginya."

Begitu juga mengeluh, perbuatan ini sangat dikutuk oleh agama dan hukumnya haram, kerana itu Rasulullah s.a.w. bersabda: " Tiga macam daripada tanda kekafiran terhadap Allah: merobek baju, mengeluh dan menghina nasab orang."
Dan sabdanya pula, " Mengeluh itu termasuk kebiasaan Jahiliyyah, dan orang yang mengeluh jika dia mati sebelum taubat maka Allah akan memotongnya bagi pakaian dari wap api neraka."
(Riwayat oleh Imam Majah)
Semoga kita dijadikan sebagai hamba Tuhan yang sabar dalam menghadapi segala musibah..
" Dan bersabarlah kamu, bahawasanya kesabaran kamu itu tidak mungkin melainkan dengan Allah."
(Surah An-Nahl 16:127)
Wallahualam.

Jumat, 05 November 2010

Status " Tunangan " Kok Jadi Alasan

Pernahkah kalian melihat pasangan yang berjalan dengan pacarnya, makan bersama, duduk bersama ? Bedakan dengan yang masih pacaran dengan yang sudah menikah. Kebanyakan yang masih pacaran suka over menunjukkan sesuatu yang mereka anggap biasa, misalnya dengan cara jalan bergandengan melingkarkan tangannya ke pinggang si cewek, duduk berdempetan saking dempetnya kayak perangko dan amplop. Sedangkan yang sudah menikah pasti caranya berbeda dengan yang masih pacaran, mereka lebih memilih untuk tidak mengumbar di tempat umum. Ya mungkin karena masih seneng-senengnya orang pacaran, jadi mereka pamer ke orang lain " ini lho pacaraku, semuanya ku berikan padanya. "
haduuhh...

Beberapa bulan yang lalu temanku baru bertunangan dengan seseorang yang menurutku cukup mapan. Ku tanya dia, " Apa yang kau cari dari sosok tunanganmu itu ? dia menjawab, " Aku ingin dia jadi imamku nanti. "
Aku makin penasaran, " Nanti ? Kenapa ga sekarang aja ? Dia udah mapan, agamanya kuat, sholeh.. "
" Aku belum siap , makanya tunangan dulu. Ya itung-itung persiapan dulu gitu. "
" Terus kamu ngapain aja sama dia ? "
" Ya kadang ketemuan, jalan bareng, makan bareng, nonton bareng, ya kayak orang biasanya. "

Penasaranku belum juga hilang, entah kenapa temanku bisa mengambil jalan " tunangan " itu ! Kalaupun belum siap, lebih baik jangan membuat ikatan apapun. Kalau seandainya memang benar-benar cinta, kenapa harus mengambil jalan itu ? Kalau mau tunggu sampai waktunya tiba, kalau tidak mau lebih baik cari yang lain.
Tunangan itu hanya status, mau membatalkannya pun juga tak apa karena belum ada ikatan yang sah dalam islam maupun hukum. Tunangan itu biasanya dengan simbol cincin, itu pun tidak ada pengaruhnya sama sekali.

So, jangan jadikan status tunangan untuk alasan agar bisa melakukan hal-hal yang belum tentu kita sanggupi. ok ^_^

Rabu, 20 Oktober 2010

Dicintai dan Mencintai Allah

Seseorang pastilah merasakan apakah itu cinta. Karena cinta itu merupakan sebuah anugrah dari Allah SWT. Apalagi setiap manusia pasti ingin dicintai oleh Allah SWT. Cinta Allah dapat diraih dengan menunaikan hak-hakNya dan demikian juga cinta manusia dapat diraih dengan menunaikan hak-haknya dan memperlakukan mereka secara adil dan baik. Mendapat cinta Alloh adalah tujuan utama seorang hamba dalam hidupnya, maka wajib bagi seorang hamba untuk mengetahui hal-hal yang mendatangkan kecintaan Alloh.

Apabila kita ingin dicintai oleh Allah SWT, maka cinatilah oleh kita semua Allah SWT.
“Siapa yang ingin mengetahui kedudukannya di sisi Allah hendaklah dia mengamati bagaimana kedudukan Allah dalam dirinya. Sesungguhnya Allah menempatkan hambaNya dalam kedudukan sebagaimana dia menempatkan kedudukan Allah pada dirinya.” (HR. Al Hakim)
Dengan cinta demikian serasa engkau akan selalu merasakan bahwa Allah selalu disampingmu. Melindungimu, memberikan ketenangan hati bagi kita semua.

“Barangsiapa mengutamakan kecintaan Allah atas kecintaan manusia maka Allah akan melindunginya dari beban gangguan manusia.” (HR. Ad-Dailami)
Dan kita hendaknya selalu menjaga perilaku yang baik dan menjahui perbuatan yang maksiat. Serta selalu mengerti keadaan tetangga, dan saudara kita, menjalin persatuan dan kesatuan serta memperkokohnya.
“Barangsiapa ingin dicintai Allah dan rasulNya hendaklah dia berbicara benar (jujur), menepati amanat dan tidak mengganggu tetangganya.” (HR. Al-Baihaqi)
“Paling kuat tali hubungan keimanan ialah cinta karena Allah dan benci karena Allah.” (HR. Ath-Thabrani)

Dan di antara manusia ada orang-orang yang menyembah tandingan-tandingan selain Allah; mereka mencintainya sebagaimana mereka mencintai Allah. Adapun orang-orang yang beriman sangat cinta kepada Allah. Dan jika seandainya orang-orang yang berbuat lalim itu mengetahui ketika mereka melihat siksa (pada hari kiamat), bahwa kekuatan itu kepunyaan Allah semuanya dan bahwa Allah amat berat siksaan-Nya (niscaya mereka menyesal).{Q.S Al-Baqarah : 165}

Cinta kepada Allah juga akan mendatangkan ampunan bagi seorang hamba. Karena Allah Maha Penyayang dan Maha Pengampun. Namun tidak mudah seorang hamba dalam mendapatkan cinta Allah, sebelum dia mampu untuk mencintai Allah.

Katakanlah: “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.{Q.S Al-imran: 31}

Minggu, 03 Oktober 2010

Akhwat menyatakan cinta ??

Diskusi siang itu bisa dibilang cukup menarik. Setelah selesai menunaikan sholat dhuhur, sejenak kusandarkan tubuhku di tiang masjid Al Itqon sembari bercengkrama bersama para aktivis kampus. Hadir dalam forum halaqoh itu ketua DPM, mantan ketua DPM, satu anak dari KAMMI dan aku sendiri.

Awalnya, kami berempat membicarakan seputar pacaran terselubung di dalam tubuh jama’ah (yang jelas bukan jama’ah sholat dhuhur atau jama’ah tabligh ^_^). Tren yang ada sekarang, kata mereka, adalah fenomena angkat-mengangkat adik-kakak antar anggota ikhwan dan akhwat.

"Wuih, asyik dong," selorohku.

Lalu aku berusaha menjelaskan kepada mereka tentang fenomena ini. Kukatakan kepada mereka bahwa bukankah sebenarnya kita ini memang sudah sebagai saudara? Bukankah Allah telah berfirman, innamal mukminuuna ikhwah (sesungguhnya antar orang Islam itu bersaudara). Jadi, memang sudah seharusnya kita memposisikan sesama muslim itu sebagai saudara kita meskipun kita tidak mengatakan bahwa you itu kakakku or gue itu adikmu.

Pertanyaannya adalah, ngapain juga mereka melakukan upacara angkat-mengangkat kakak-adik segala? Apakah ketika setelah dilakukan deklarasi kakak-adik itu lantas aturan-aturan main dalam pergaulan dengan non-mahram kemudian bisa ditanggalkan atau bisa lebih dicairkan? Yang dulunya non-mahram bakal menjadi mahram, gitu? Mana bisa brur!

Aku yakin deklarasi itu juga berawal dari intensitas pertemuan antar mereka (ikhwan-akhwat yang saling mengangkat saudara itu) yang cukup tinggi, sehingga mereka sudah melewati proses ta’aruf, tafahum, takaful,… akhirnya tahabbub dan mungkin juga tasyabbuh, he-he. Yah, intinya tetap waspada dengan adanya udang dibalik tahu, eh batu ^_^.

Bisa jadi ini adalah nama dan bentuk baru dari HTSan. Ciri-cirinya juga cenderung sama. Mereka cenderung nggak peduli alias cuek bebek dengan kontrol sosial (kontrol jama’ah) dan justru dengan bangganya berkata, "I don’t care." (He-he, SBY banget neh… Maklum, pendukungnya… ^_^).

Yah, yang pasti aku berada dalam posisi kontra dengan deklarasi-deklarasi semacam itu. Aku dulu neh, ketika masih di Bening, biasa juga koq menyapa dengan sebutan-sebutan Dek Ani, Dek Widya, Dek Holy, Mbak Ida… datar-datar saja, biasa-biasa saja. Nggak perlu pake deklarasi kakak-adik segala, nggak perlu special relationship. Yang lebih tua kuanggap sebagai kakak atau embak, yang lebih muda kuanggap sebagai adik. Selesai, finish. Hak non-mahram tetep berjalan, ukhuwah bisa tereratkan.

Selanjutnya, diskusi kami lanjutkan dengan tema yang lebih hot. Mamat, Sang Ketua DPM, memaparkan fakta akan banyaknya akhwat lanjut usia (30an tahun keatas maksudnya ^_^) yang galau dan cemas lantaran statusnya yang masih virgin. Ia menjelaskan bahwa fenomena ini sebenarnya bukan mutlak salah para ikhwan yang nggak care dengan akhwat-akhwat tersebut. Akan tetapi pihak akhwat seharusnya juga harus bisa lebih proaktif dalam menjemput jodohnya. Jika memang sudah ada ikhwan yang dipandang mampu dan memenuhi kriteria, maka tidak ada salahnya jika para akhwat tersebut menawarkan diri kepada ikhwan tersebut.

Hmm… aku sih sepakat-sepakat saja. Memang benar apa yang dikatakan Mamat tadi. Budaya lokal yang cenderung patrimonial tampaknya telah membelengu budaya syari’at untuk diterapkan. Syari’at menempatkan ekualitas gender dengan begitu anggunnya. Islam mampu menangkap sinyal-sinyal kegalauan semacam ini sehingga lahirlah aturan-aturan syari’at yang mengoreksi kealpaan aturan-aturan budaya lokal yang cenderung tidak sesuai dengan fitroh manusia.

Dalam aturan Islam, tidak ada salahnya ketika seorang akhwat menawarkan diri kepada seorang ikhwan yang dipandang telah mampu atau memiliki kriteria-kriteria yang diinginkan. Lembaran sejarah Islam telah mengkisahkan seorang Ummul Mukminin, Khadijah ra., yang berinisiatif untuk menawarkan dirinya kepada manusia termulia di dunia, Muhammad SAW. Bayangkan jika Khadijah waktu itu mengikuti budaya arab jahili yang sangat patrimonial (bahkan cenderung menghinakan wanita) dan bayangkan pula jika ia bersikap malu-malu mau ^_^ sehingga tidak berani untuk "nembung" ke baginda Rasul, sang manusia utama. Maka, niscaya pernikahan tidak akan terjadi dan kesempatan emas pun terlewati. Dan jika hal itu terjadi waktu itu, maka aku mo bilang ke bunda Khadijah, "Kaciaaan dech lo…" ^_^

Kisah penawaran diri wanita ini bukanlah barang langka dalam sejarah Islam. Setelah Khadijah mangkat, Rasulullah SAW. tercatat pernah menerima tawaran seorang sahabiyyah. Ketika itu datang seorang wanita yang berkata kepada rasul, "Ya Rasululah, aku datang untuk menyerahkan diriku kepadamu". Lantas Rasulullah melihat wanita itu keatas dan kebawah, setelah itu beliau diam. Tampaknya sang wanita paham akan isyarat Rasul tadi sehingga iapun tertunduk. Yes my sister, Rasul menolak "tembakan" yang datang dari akhwat tadi. Nah, kalo’ kamu-kamu pengin tahu kisah selengkapnya, silakan baca bukunya Fauzil Adhim yang judulnya "Saatnya Menikah", terbitan Pro-U Jogja.

Intinya, nggak ada salahnya koq jika "tembakan" itu datangnya dari pihak akhwat. Tidak ada istilah cewek norak, agresif, nggak punya harga diri atau ‘iffah dalam hal ini. Yang norak itu justru kalo’ ada akhwat yang sudah siap nikah terus nggak ngelakuin apa-apa buat cari ikhwan yang sholih. Emang sih jodoh itu ditangan tuhan, tapi jika nggak kamu minta ya nggak bakal dikasih juga. Ingat, Allah bilang, "ana ‘inda dzonni ‘abdi" (Aku sesuai dengan persangkaan (keinginan) hambaku). Allah juga berfirman, "innallaha la yughoyyiru ma biqoumin hatta yughoyyiru ma bi anfusihim" (Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum hingga mereka berusaha mengubah keadaan mereka).

Dalam masalah menjaga harga diri atau ‘iffah dikalangan para akhwat, juga terdengar kabar bahwa kalo’ akhwat menikah itu hendaknya dengan ikhwan yang belum dikenal sebelumnya. Supaya lebih suci katanya. He-eh, aku bilang, "Mbak… mbak, nggak usah ideal-ideal banget lah. Nggak usah berlindung dibalik kesucian diri atau justru sok suci diri dech, Utsman bin ‘Affan saja menikah dengan Ruqayyah yang sudah dikenal akrab sejak masa kecilnya, demikian pula kisah cinta Rasulullah dengan ‘Aisyah. Bukankah ini justru akan lebih melanggengkan rasa cinta diantara mereka? Bagiku, menikah dengan rasa cinta tentu akan lebih bermakna. Ya minimal khan nggak usah nadhor lagi…" ^_^


Teman, diskusi singkat tadi dengan nyata telah menyentuh titik sadarku bahwa ternyata banyak diantara para akhwat yang sok suci, sok tahu syari’at dan mempersulit diri dalam proses pernikahan sehingga berakibat fatal bagi masa depannya. Jadi, bagi para akhwat yang sudah siap tuk married, maka jangan ragu lagi… katakan cinta…

Jumat, 01 Oktober 2010

Kekuatan Senyum ^_^

Senyum yang tulus termasuk hal pokok dalam hubungan kemanusiaan, untuk mencipta persahabatan yang berhasil, dalam membangun hubungan keluarga, juga dalam segala hubungan dengan sesama manusia; antara saudara yang satu dengan yang lainnya; antar sesama sahabat; antar teman; atasan dan bawahan. Sebab senyuman melambangkan cinta dan kasih sayang. Senyum seolah-olah seperti kata-kata cinta yang disampaikan seorang sahabat kepada sahabatnya!

Rasulullah senantiasa memotivasi seorang muslim untuk menemui saudaranya dengan wajah yang ceria. Rasulullah saw. bersabda, “Janganlah engkau sekali-kali meremehkan suatu kebaikan, walaupun itu hanya sekadar untuk menemui saudaramu dengan wajah ceria”.(HR. Muslim).

Senyum juga diibaratkan harta karun yang berharga yang tidak membebani anda dengan satu dirham atau juga dollar pun. Senyum merupakan kunci dari segala kebaikan dan penutup dari segala kejahatan. Senyum mempunyai kekuatan sihir yang ajaib dan pengaruhnya sangat menakjubkan. Seseorang tidak mungin mengabaikannya senyuman, jika ingin mendapatkan cinta dari orang lain. Senyum adalah kuncinya.


Rasulullah saw. bersabda, “Senyumanmu di hadapan saudaramu adalah sedekah”. (HR. Tirmidzy).

Pepatah China yang mengatakan, ‘Orang yang tidak bisa tersenyum dengan baik, tidak layak untuk berdagang’

Syawab, seorang direktur pada salah satu perusahaan baja di Amerika mengatakan bahwa dia dapat menghasilkan milyaran dolar per tahunnya dengan senyuman. Dia berkata, “Dengan senyumku, aku bisa mendapat milyaran dolar.”


Laki-laki dan wanita berbeda dalam hal senyum. Wanita lebih banyak tersenyum dibandingkan laki-laki, namun bukan berati bahwa wanita lebih bahagia daripada lelaki. Hal itu disebabkan, karena wanita akan kelihatan bertambah cantik dan bersinar dengan senyuman. Terkadang wanita akan tersenyum dalam kondisi cemas atau pun tidak tenang. Wanita yang banyak tersenyum menunjukkan bahwa dia mempunyai jiwa kewanitaan yang sempurna. Sementara seorang laki-laki yang banyak tersenyum menuNjukkan bahwa dia adalah orang yang familiar.


Oleh sebab itu senyum merupakan kunci bagi semua hati, bahkan hati yang terkunci rapat sekali pun. Jika anda melihat seseorang yang muram, wajahnya menggambarkan kekalutan serta kegelisahan, maka tidak ada hal lain yang lebih layak anda lakukan di depannya kecuali dengan memberikan senyuman. Kemudian anda pun akan melihatnya tersenyum tanpa dia menyadarinya, dan bisa jadi akan menjadi seorang teman yang tulus bagi anda.


Dikatakan juga bahwa ketika seseorang tersenyum, maka 13 syaraf wajah bekerja. Sementara ketika seseorang cemberut dia telah memperkerjakan 47 syaraf. Lalu, mengapa anda harus berbuat zhalim terhadap diri dan urat-urat anda dengan cemberut, bukan tersenyum?


Jadikanlah senyum sebagai tanda jati diri kita. Senyum yang cantik akan membuat wajah semakin tampak indah dan bersinar, mampu menitikkan kesan tersendiri di hati, serta dapat menebarkan kebahagiaan dan keceriaan di antara kawan-kawan. Untuk itu, cobalah untuk belajar meninggalkan kebiasaan bermuram durja dan bermuka masam. Karena dengan itu akan membuat wajah menjadi suram dan bibir juga terlihat kusam


Senyum tulus, hangat, yang lahir dari hati merupakan salah satu rahasia kesuksesan. Senyuman adalah kunci hati juga merupakan simbol cinta dan kasih sayang.

Oleh sebab itu,, Tersenyumlaaaaah, dan kita akan tetap hidup!
^^, hohoho..

JIKALAH AKAN MENJADI MASA LALU

Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh...
Semoga keselamatan, kasih sayang dan keberkahan Allah selalu untuk Anda...

Sahabat Hikmah…

Jikalah DERITA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dijalani dengan sepedih rasa,
Sedang KETEGARAN akan lebih indah dikenang nanti.

Jikalah KESEDIHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa tidak DINIKMATI saja,
Sedang ratap tangis tak akan mengubah apa-apa.

Jikalah LUKA dan KECEWA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dibiarkan meracuni jiwa,
Sedang KETABAHAN dan KESABARAN adalah lebih utama.

Jikalah KEBENCIAN dan KEMARAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diumbar sepuas jiwa,
Sedang MENAHAN DIRI adalah lebih berpahala.

Jikalah KESALAHAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti tenggelam di dalamnya,
Sedang TAUBAT itu lebih utama.

Jikalah HARTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin dikukuhi sendiri,
Sedang KEDERMAWANAN justru akan melipat gandakannya.

Jikalah KEPANDAIAN akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti membusung dada dan membuat kerusakan di dunia,
Sedang dengannya manusia diminta MEMIMPIN dunia agar sejahtera.

Jikalah CINTA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti ingin memiliki dan selalu bersama,
Sedang MEMBERI akan lebih banyak menuai arti.

Jikalah BAHAGIA akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti dirasakan sendiri,
Sedang BERBAGI akan membuatnya lebih bermakna.

Jikalah HIDUP akan menjadi masa lalu pada akhirnya,
Maka mengapa mesti diisi dengan kesia-siaan belaka,
Sedang begitu banyak KEBAIKAN bisa DICIPTA.

Suatu hari nanti, SAAT SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU aku ingin ada diantara mereka, Yang beralaskan di atas permadani sambil bercengkerama dengan tetangganya, Saling bercerita tentang apa yang telah dilakukannya di masa lalu,
Hingga mereka mendapat anugerah itu.

”Duhai kawan, dulu aku miskin dan menderita, namun aku tetap berusaha senantiasa
bersyukur dan bersabar. Dan ternyata, derita itu hanya sekejap saja dan cuma seujung
kuku, di banding segala nikmat yang ku terima di sini.”

”Wahai kawan, dulu aku membuat dosa sepenuh bumi, namun aku bertobat dan tak mengulangi lagi hingga maut menghampiri. Dan ternyata, ampunan-Nya seluas alam raya, hingga sekarang aku berbahagia.”

Suatu hari nanti, KETIKA SEMUA TELAH MENJADI MASA LALU, aku tak ingin ada di antara mereka, yang berpeluh darah dan berkeluh kesah, andai di masa lalu mereka adalah tanah saja.

”Duhai! Harta yang dahulu ku kumpulkan sepenuh raga, ilmu yang ku kejar setinggi langit, kini hanyalah masa lalu yang tak berarti. Mengapa dulu tak ku buat menjadi amal jariah yang dapat menyelamatkan ku kini?”

”Duhai! nestapa, kecewa, dan luka yang dulu ku jalani, ternyata hanya sekejap saja dibanding sengsara yang harus ku arungi kini. Mengapa aku dulu tak sanggup bersabar meski hanya sedikit jua?”

Hadiah-Hadiah Terindah yang tak ternilai bagi orang-orang yang Anda sayangi:

1. KEHADIRAN

Kehadiran orang yang dikasihi rasanya adalah kado yang tak ternilai harganya. Memang kita bisa juga hadir dihadapannya lewat surat , telepon, foto atau faks. Namun dengan berada disampingnya Anda dan dia dapat berbagi perasaan, perhatian, dan kasih sayang secara lebih utuh dan intensif. Dengan demikian, kualitas kehadiran juga penting. Jadikan kehadiran Anda sebagai pembawa kebahagian.


2. MENDENGAR

Sedikit orang yang mampu memberikan kado ini, sebab, kebanyakan orang lebih suka didengarkan, ketimbang mendengarkan. Sudah lama diketehui bahwa keharmonisan hubungan antar manusia amat ditentukan oleh kesediaan saling mendengarkan. Berikan kado ini untuknya. Dengan mencurahkan perhatian pada segala ucapannya, secara tak langsung kita juga telah menumbuhkan kesabaran dan kerendahan hati. Untuk bisa mendengar dengan baik, pastikan Anda dalam keadaan betul-betul relaks dan bisa menangkap utuh apa yang disampaikan. Tatap wajahnya. Tidak perlu menyela, mengkritik, apalagi menghakimi. Biarkan ia menuntaskannya. Ini memudahkan Anda memberi tanggapan yang tepat setelah itu. Tidak harus berupa diskusi atau penilaian. Sekedar ucapan terima kasihpun akan terdengar manis baginya.

3. D I A M

Seperti kata-kata, didalam diam juga ada kekuatan. Diam bisa dipakai untuk menghukum, mengusir, atau membingungkan orang. Tapi lebih dari segalanya. Diam juga bisa menunjukkan kecintaan kita pada seseorang karena memberinya "ruang". Terlebih jika sehari-hari kita sudah terbiasa gemar menasihati, mengatur, mengkritik bahkan mengomeli.

4. KEBEBASAN

Mencintai seseorang bukan berarti memberi kita hak penuh untuk memiliki atau mengatur kehidupan orang bersangkutan. Bisakah kita mengaku mencintai seseorang jika kita selalu mengekangnya? Memberi kebebasan adalah salah satu perwujudan cinta. Makna kebebasan bukanlah, " Kau bebas berbuat semaumu." Lebih dalam dari itu, memberi kebebasan adalah memberinya kepercayaan penuh untuk bertanggung jawab atas segala hal yang ia putuskan atau lakukan.

5. KEINDAHAN

Siapa yang tak bahagia, jika orang yang disayangi tiba-tiba tampil lebih ganteng atau cantik? Tampil indah dan rupawan juga merupakan kado lho. Bahkan tak salah jika Anda mengkadokannya tiap hari! Selain keindahan penampilan pribadi, Anda pun bisa menghadiahkan keindahan suasana dirumah. Vas dan bunga segar cantik diruang keluarga atau meja makan yang tertata indah, misalnya.

6. TANGGAPAN POSITIF

Tanpa, sadar, sering kita memberikan penilaian negatif terhadap pikiran, sikap atau tindakan orang yang kita sayangi. Seolah-olah tidak ada yang benar dari dirinya dan kebenaran mutlak hanya pada kita. Kali ini, coba hadiahkan tanggapan positif. Nyatakan dengan jelas dan tulus. Cobalah ingat, berapa kali dalam seminggu terakhir anda mengucapkan terima kasih atas segala hal yang dilakukannya demi Anda. Ingat-ingat pula, pernahkah Anda memujinya. Kedua hal itu, ucapan terima kasih dan pujian (dan juga permintaan maaf ), adalah kado cinta yang sering terlupakan.

7. KESEDIAAN MENGALAH

Tidak semua masalah layak menjai bahan pertengkaran. Apalagi sampai menjadi cekcok yang hebat. Semestinya Anda pertimbangkan, apa iya sebuah hubungan cinta dikorbankan jadi berantakan hanya gara-gara persoalan itu? Bila Anda memikirkan hal ini, berarti Anda siap memberikan kado "kesediaan mengalah" Okelah, Anda mungkin kesal atau marah karena dia telat datang memenuhi janji. Tapi kalau kejadiannya baru sekali itu, kenapa mesti jadi pemicu pertengkaran yang berlarut-larut ? Kesediaan untuk mengalah juga dapat melunturkan sakit hati dan mengajak kita menyadari bahwa tidak ada manusia yang sempurna didunia ini

8. SENYUMAN

Percaya atau tidak, kekuatan senyuman amat luar biasa. Senyuman, terlebih yang diberikan dengan tulus, bisa menjadi pencair hubungan yang beku, pemberi semangat dalam keputus asaan. pencerah suasana muram, bahkan obat penenang jiwa yang resah. Senyuman juga merupakan isyarat untuk membuka diri dengan dunia sekeliling kita. Kapan terakhir kali anda menghadiahkan senyuman manis pada orang yang dikasihi ?

1 Nasehat 2 Penafsiran

Seorang pengusaha muda yang sukses dan kaya raya terpaksa harus menghadapi ajalnya karena kanker kulit yang parah akibat sensitifitas tidak normal terhadap sinar matahari.
Sebelum meninggal, kepada dua anaknya yang masih belia ia berpesan :

"Ayah akan mewarisi seluruh kekayaan dan usaha ini pada kalian berdua. Ayah hanya memberi dua pesan utama agar kalian sukses dan kaya raya seperti ayah tapi bisa menikmatinya lebih lama."

"Pertama jangan biarkan sinar matahari menyinari kulitmu secara langsung terlalu lama, karena mungkin gen kanker kulit ini menurun pada kalian."

"Kedua, dalam bisnis, jangan pernah menagih hutang pada pelanggan."

Setelah memberi pesan tersebut sang ayah meninggal, tanpa sempat memberi penjelasan yang lebih banyak. Kedua anak tersebut berjanji akan memenuhi permintaan ayah mereka.

Kedua anak tersebut dibesarkan oleh ibunya. Setelah cukup umur, sang ibu memberi keduanya usaha yang diwariksan ayah mereka.

Sepuluh tahun kemudian, salah satu anak menjadi anak yang sangat kaya raya, sedangkan satu lagi menjadi sangat miskin.

Sang ibu akhirnya bertanya, kenapa salah satu menjadi miskin sedangkan yang satu menjadi kaya. Padahal keduanya memegang teguh nasehat ayah mereka.

Anak yang miskin berkata pada ibunya.
"Ibu, bagaimana saya tidak miskin. Ayah berpesan agar selalu menghindari matahari. Jadi setiap pagi aku harus pergi pakai kendaraan, sewa mobil, naik taksi, sekalipun sebenarnya jaraknya dekat dan bisa jalan kaki. Tentu saja hidup saya menjadi boros. Lalu ayah berpesan jangan menagih hutang kepada klien. Tentu saja bisnis saya tidak berjalan baik. Setiap kali ada yang menunggak saya tidak bisa menagih sehingga lama kelamaan modal saya habis. Saya jadi bangrut dan miskin!"

Lalu sang ibu menengok ke wajah anak yang kaya raya, menunggu jawaban.
Kepada sang ibu anak yang kaya berkata;
"Wahai ibu, saya menjadi kaya raya seperti ini karena mengikuti nasehat akhir ayah. Karena ayah meminta saya menghindar dari matahari, maka saya selalu pergi ke kantor sebelum matahari terbit. Kalau dekat saya bisa jalan kaki tanpa perlu takut sinar matahari karena belum terbit. Karena saya selalu datang pagi pegawai jadi ikut disiplin tidak berani terlambat. Sedangkan ketika pulang, saya selalu menunggu matahari terbenam, jadi jam kerja saya selalu di atas rata-rata orang lain. Lalu ayah berpesan jangan menagih hutang pada klien. Karena itu saya menerapkan sistem cash and carry, sehingga arus kas perusahaan saya sangat maju."

Demikianlah akhirnya sang ibu tahu bagaimana nasehat yang sama bisa menghasilkan penafsiran yang berbeda dan hasilnya jauh berlawanan.

Apa pelajarannya?
Kadang konsep dan penerapan berbeda jauh.
Sering kita lihat orang yang memegang kitab suci yang sama tapi berbeda jauh kualitas hidupnya, padahal keduanya sama-sama merasa berpegang teguh pada kitab tersebut.
Sering kita lihat pegawai yang bekerja dengan peraturan perusahaan yang sama tapi sikapnya saling berseberangan.
Kadang -kadang masalah utama bukan di peraturannya tapi bagaimana kita menerjemahkannya.

LUPAKAN KEBAIKAN , MAAFKAN KESALAHAN

Assalaamu'alaikum wa rahmatullaahi wa barakaatuh
Semoga keselamatan, kasih sayang dan berkah Allah selalu untukmu


Sahabat Hikmah...
Dua Hal Yang Harus Dilupakan Dalam Hidup Adalah :
KEBAIKAN Kita Kepada Orang Lain Dan KESALAHAN Orang Lain Terhadap Kita

Bila kita mempunyai KESEMPATAN dan KEMAMPUAN untuk berbuat baik LAKUKANLAH...
Karena banyak orang yang mempunyai KEMAMPUAN Tetapi tidak memiliki KESEMPATAN.
Demikian juga banyak yang mempunyai KESEMPATAN tetapi tidak punya KEMAMPUAN melakukan kebaikan.

Ssahabat Hikmah…
Dahulu disebuah perkampungan tinggal seorang nenek yang sudah sangat tua. Namun kondisi tubuhnya masih sangat sehat. Walaupun usianya sudah lanjut dirinya masih bisa mencari nafkah sendiri. Walaupun hidup sendiri, dirinya tidak pernah terlihat sedih. Setiap waktu bibirnya selalu mengembangkan senyum dan raut mukanya ceria.

Nenek ini tidak menjadi beban para tetangga, sebaliknya para tetangga menjadikan beliau sebagai tempat mencari jalan keluar untuk berbagai masalah, karena Sang nenek memang terkenal suka membantu terhadap sesama, beliau akan memberikan bantuan sebanyak yang ia bisa. Kalau memang harus memberikan bantuan berupa materi, ketika ia punya dirinya tak segan-segan memberikan kepada yang lebih membutuhkan. Tidak hanya orang yang tidak mampu saja yang sering minta bantuan kepada Sang nenek, banyak juga orang kaya bahkan pejabat setempat mendatanginya untuk sekedar meminta nasehat. Masyarakat setempat sangat mengagumi dan menghormati Sang nenek mulai dari anak-anak sampai dengan orang tua.

Suatu hari dirinya pun didatangi seorang pejabat desa setempat, pejabat ini terkenal sangat dermawan. Namun pejabat ini tetap merasakan pamornya kalah dengan Sang nenek. Ia merasakan apa yang dilakukan jauh melebihi sang nenek.
Ia selalu membantu rakyatnya yang kesusahan dan ia merasakan apa yang didapat tidak setimpal. Hatinya sangat gelisah dan pejabat ingin mencari tahu apa yang diperbuat nenek sehingga Sang nenek mendapatkan simpati yang melebihi dirinya.

”Nenek aku ingin tahu rahasia nenek sehingga nenek begitu dihormati disini ?” Tanya pejabat.

”Nenek tidak melakukan apa-apa” Jawab nenek dengan gaya khasnya yang selalu tersenyum tulus kepada siapa saja.

”Aku benar-benar ingin tahu nenek, Aku merasakan aku sudah berusaha yang terbaik untuk rakyatku tetapi mengapa aku masih tetap saja gelisah. Bukankah kata orang-orang bahwa yang selalu berbuat baik hidupnya akan tenang”

”Itu betul tuan pejabat” Nenek menjawab singkat.

”Kalau berbicara kebaikan aku yakin aku jauh lebih banyak berbuat baik dibandingkan nenek. Tapi bagiku bisa membantu orang merupakan satu karunia terbesar yang harus aku syukuri”

”Itu juga betul tuan pejabat”

”Aku bisa merasakan dan sangat yakin hidup nenek jauh lebih tentram dan bahagia dari aku” Tuan pejabat makin gelisah.

”Lagi-lagi tuan pejabat betul” Sang nenek memberikan jawaban yang sama dan pembawaannya juga tetap tenang.

”Mengapa bisa demikian?” Airmuka pejabat mulai berubah. Wibawa Sang pejabat hampir tidak terlihat dan berganti sosok yang memelas yang lagi membutuhkan pertolongan.

”Apakah tuan pejabat benar-benar ingin tahu penyebab kegalauan tuan?” Sang nenek pun melontarkan pertanyaan.

”Iya nek” Balas tuan pejabat.

”Sesungguhnya nenekpun belum tahu apa penyebabnya, yang bisa nenek lakukan adalah mencari akar permasalahan yang menyebabkan tuan gelisah” Kali ini nenek berbicara dengan nada yang sangat berwibawa. Dan kewibawaannya semakin membuat si pejabat ciut.

”Baiklah, nenek ingin tanya hari ini tuan sudah berbuat kebaikan apa saja dan kejahatan atau kesalahan orang lain apa yang diterima tuan ?” Nenek menatap dalam-dalam sedangkan tuan pejabat tidak berani membalas tatapan Sang nenek.

Ia tertunduk sedih.
”Hari ini aku telah membantu sebuah keluarga yang kelaparan. Aku terharu melihat mereka menitik air mata saat menerima bantuan dariku, tapi yang membuatku kesal saat aku menuju kesini ditengah jalan aku bertemu seorang yang terpeleset dijalan, aku menolongnya, dia bukannya berterimakasih malah memaki-maki aku dengan kata yang kasar katanya aku jadi pejabat tidak becus. Masa, jalan lagi rusak tidak diperbaiki. Padahal kondisi jalan sama sekali tidak rusak. Aku benar-benar tidak bisa diterima, air susu dibalas dengan air tuba” Jelas pejabat panjang lebar.

”Lupakan itu semua maka hidup tuan akan tenang”

”Maksud nenek?” Tuan pejabat makin bingung.

”LUPAKAN KEBAIAKAN KITA kepada ORANG LAIN dan juga LUPAKAN KESALAHAN ORANG LAIN terhadap KITA”

Akhirnya tuan pejabatpun paham apa yang membuat dirinya TIDAK TENANG dan mengapa hidup Sang nenek begitu dihormati. Tuan pejabat pun berpamitan pulang dan ia telah menemukan KUNCI HIDUP TENTERAM. Setelah itu, wajah tuan pejabat pun selalu terlihat ceria dan mengembangkan senyum. Dirinya pun tidak mengingat kebaikannya dan kesalahan orang lain.

###

BERBUAT BAIK itu MULIA, MAMPU MEMAAFKAN JAUH LEBIH MULIA

KEBAIKAN Akan Kehilangan NILAI LUHURNYA Jika Mengharapkan PAMRIH, Dan KSELAHAN ORANG LAIN Pun Akan Membawa BERKAH Jika Kita BISA MEMAAFKAN

###

Suatu ketika seorang pria bertanya kepada Rasulullah SAW tentang akhlak yang baik, maka Rasulullah SAW membacakan firman Allah:
“Jadilah engkau PEMAAF dan PERINTAHKAN orang mengerjakan yang MA’RUF, serta BERPALINGLAH dari orang-orang yang BODOH.” (QS al-A’raaf [7] : 199).
Kemudian beliau bersabda lagi, “Itu berarti engkau harus MENJALIN hubungan dengan orang yang MEMUSUHIMU, MEMBERI kepada orang yang KIKIR kepadamu dan MEMAAFKAN orang yang ZHOLIM kepadamu.” (Hr. Ibnu Abud-Dunya)

Allah berfirman dalam Hadits Qudsi yang artinya : " Nabi Musa a.s telah bertanya kepada Allah : " Ya Rabbi ! Siapakah diantara hamba-Mu yang lebih mulia menurut pandangan-Mu ?" Allah berfirman :" Ialah orang yang apabila BERKUASA (menguasai musuhnya), dapat SEGERA MEMAAFKAN." (Kharaithi dari Abu Hurairah r.a)

Dalam Perang Uhud Rasulullah mendapat luka pada muka dan juga patah beberapa buah giginya. berkatalah salah seorang sahabatnya :" Cobalah tuan doakan agar mereka celaka." Rasulullah menjawab :"Aku sekali kali tidak diutus untuk melaknat seseorang, tetapi aku diutus untuk mengajak kepada KEBAIKAN dan PENEBAR KASIH SAYANG. Lalu beliau menengadahkan tangannya kepada Allah Yang Maha Mulia dan berdoa " Ya Allah AMPUNILAH kaumku , karena mereka TIDAK MENGETAHUI ."

" Dan hendaklah mereka SUKA MEMAAFKAN dan MENGAMPUNI. Apakah kalian tidak suka Allah MENGAMPUNI kalian ? " (QS. An-Nuur ; 22)

wallahu a'lam bishowab

Wassalam

Mengapa Saya Berhijab ?

(Sebuah kisah nyata Sdr. SEKAR)

Jujur, saya tidak memiliki jawaban yang pasti,
Saya HANYA ingin pulang, kembali ke ALLAH …
Yang dapat saya rasakan adalah….
Sudah bukan waktunya lagi berlari-lari mencari kebahagian versi dunia tentunya…
Yang setelah saya peroleh semuanya …
Lalu saya merasa bahwa bukan ini, dan bukan itu arti bahagia,..
Lalu DIMANA….?
Dan saya mengayunkan langkah untuk mencari ALLAH,
Dan langkah pertama saya adalah mengenakan Jilbab.


Sumber idenya adalah dari sifat romantisme saya,
Jika saya ingin mendekat kepada kekasih saya…
Maka hal pertama adalah saya harus mempercantik diri,
ALLAH menyukai perempuan yang menutup auratnya dengan hijab,
Perhiasan seorang perempuan muslimah adalah akhlaknya yang solehah,
Orang akan langsung mengenali saya bahwa saya adalah muslim karena jilbab saya,
Karena jika tidak maka saya tidak ada bedanya dengan yang bukan …
Iya HANYA ini langkah awal saya…. HANYA ini.

Kemudian tarikan tarikan ALLAH terus membetot ubun-ubun saya…
Untuk melepaskan semua atribut kejahiliahan saya …

TANPA saya sadari…
Saya mulai mencintai hal-hal yang menuju kepada Sang Pemilik napas saya,
Saya terbawa arus kebaikan,
Saya tenggelam di danau pengajian,
Saya terdampar dipadang illalang yang berisi dzikir,
Saya bermahkotakan Al Quran dan Hadits,
Saya tiba-tiba sangat mencintai tahajud,
Saya menjadi seperti penari dalam kalimat taubah dan hamdalah


Dalam proses kemudian…
Saya mulai meninggalkan rok mini saya,
Berhenti memakai tanktop,
Bahkan blus lengan pendek
Apalagi celana pendek saya jauh saya tanggalkan…
Lalu saya mulai berhenti mewarnai dan meluruskan rambut gelombang saya …
Dan entah mengapa saya merasa lebih cantik…
Dengan membuang jauh-jauh pakaian itu,

Sahabat saya bilang :
“De, yang penting kan hati, loe tidak perlu berjilbab pun loe bisa menjadi baik“
Sahabat saya tidak salah …
Tapi untuk saya, jilbab adalah sifat taat terhadap ALLAH
Dan sifat sosial saya dari menjaga diri saya terhadap tarikan tarikan mata maKhluk berburung.

Bukankah indah akan semakin indah bila tertutup,
Akan menarik jika ia tidak terlihat,
Akan tetap menjadi misteri,
Yang tidak pernah akan selesai kecuali memiliki,
Sesuatu yang tidak bisa disingkap apalagi disentuh akan menimbulkan kerinduan…
Yang tersembunyi dengan baik dan terjaga akan memiliki nilai yang tinggi…
Tanpa hijab, tidak ada daya tarik, tidak ada KERINDUAN…

Bukankah ALLAH adalah misteri,
Dan tersembunyi maka kita semua merindukanNYA,
bisa dibayangkan jika ALLAH terlihat oleh mata dunia kita kan?

Iya, inilah saya yang tidak pernah punya jawaban…
Mengapa saya tiba-tiba kesetrum dan mengenakan jilbab …
Hanya ALLAH yang memiliki jawabannya
Karena saya tidak sanggup menjawab,
Yang pasti ketika kening menyentuh sajadah,
Ketika airmata tumpah saat tahajud,
Ketika tangan terangkat tinggi-tinggi untuk memohon ampunan,
Ketika titik NOL adalah titik kepasrahan saya…
Atas semua yang ALLAH titipkan kepada saya,
Ketika tidak ada lagi jarak antara ALLAH dan saya,
Ketika jilbab saya menutup dada saya,
Ketika rok panjang semata kaki menjadi perhiasan saya kini,
Maka inilah kebahagian yang sesungguhnya saya CARI kemarin …

Doakan saya kuat dan istiqomah dengan langkah yang saya ayunkan ini …
Doakan saya kuat dan istiqomah dengan tarian tanpa topeng ini,
Dengan dawai tasbih dan hamdallah…
Saya ingin berpulang dengan pakaian yang disukai ALLAH

Ya ALLAH kuatkan saya…
Hingga saya menutup mata,
Mempertanggung jawabkan semua perbuatan saya
Di mahkamah agung milik MU …


SEKAR


Ayat-ayat tentang Hijab:

“Hai Nabi katakanlah kepada isteri-isterimu, anak-anak perempuanmu dan isteri-isteri orang mu'min: "Hendaklah mereka mengulurkan JILBABnya ke seluruh tubuh mereka". Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha pengampun lagi Maha penyayang.” (QS 33:59)

“Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain KERUDUNG ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya, kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita Islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita. Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui perhiasan yang mereka sembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah, hai orang-orang yang beriman supaya kamu beruntung.” (QS 24:31)

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk MENUTUPI `auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian TAKWA itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.”

“Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh syaitan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan syaitan-syaitan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
(QS 7:26-27)

Pensil ^_^

Seorang anak bertanya kepada neneknya yang sedang menulis sebuah surat.

“Nenek lagi menulis tentang pengalaman kita ya? atau tentang aku?”

Mendengar pertanyaan si cucu, sang nenek berhenti menulis dan berkata kepada cucunya,

“Sebenarnya nenek sedang menulis tentang kamu, tapi ada yang lebih penting dari isi tulisan ini yaitu PENSIL yang nenek pakai. Nenek harap kamu bakal seperti pensil ini ketika kamu besar nanti”, ujar si nenek lagi.

Mendengar jawaban ini, si cucu kemudian melihat pensilnya dan bertanya kembali kepada si nenek ketika dia melihat tidak ada yang istimewa dari pensil yang nenek pakai.

“Tapi nek, sepertinya pensil itu sama saja dengan pensil yang lainnya”, Ujar si cucu.

Si nenek kemudian menjawab,

“Itu semua tergantung bagaimana kamu melihat pensil ini. Pensil ini mempunyai 5 kualitas yang bisa membuatmu selalu tenang dalam menjalani hidup, kalau kamu selalu memegang prinsip-prinsip itu di dalam hidup ini”,

Si nenek kemudian menjelaskan 5 kualitas dari sebuah pensil.

Pertama:

Pensil mengingatkan kamu kalau kamu bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Layaknya sebuah pensil ketika menulis, kamu jangan pernah lupa kalau ada tangan yang selalu membimbing langkah kamu dalam hidup ini. Kita menyebutnya Allah, Dia akan selalu membimbing kita menurut kehendakNya”.

Kedua:

Dalam proses menulis, nenek kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil nenek. Rautan ini pasti akan membuat si pensil menderita. Tapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kamu, dalam hidup ini kamu harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, karena merekalah yang akan membuatmu menjadi orang yang lebih baik”.

Ketiga:

Pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk mempergunakan penghapus, untuk memperbaiki kata-kata yang salah. Oleh karena itu memperbaiki kesalahan kita dalam hidup ini, bukanlah hal yang jelek. Itu bisa membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar”.

Keempat:

Bagian yang paling penting dari sebuah pensil bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalam sebuah pensil. Oleh sebab itu, selalulah hati-hati dan menyadari hal-hal di dalam dirimu”.

Kelima:

Sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan…Seperti juga kamu, kamu harus sadar kalau apapun yang kamu perbuat dalam hidup ini akan tinggalkan kesan. Oleh karena itu selalulah hati-hati dan sadar terhadap semua tindakan”



Semoga kita bisa mengambil hikmah dari kisah ini

Biarkan Tuhan yang Menilaimu

Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois.
Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.

Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka
bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau
lakukan itu. Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.

Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga
teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi, teruskanlah
kesuksesanmu itu.

Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu.
Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.

Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat
dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti
dan tetaplah membangun.

Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati,
orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah
berbahagia.

Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok akan dilupakan
orang.Tetapi, teruslah berbuat baik.

Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki, dan itu mungkin tidak
akan pernah cukup.
Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.

Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak
akan pernah ada antara engkau dan orang lain.

Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang
kau lakukan.

Tetapi, percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang yang
jujur, dan Dia dapat melihat ketulusan hatimu.

Berani dan Rela Melepaskan !! are you can do it guys ??

Ada Hal-hal yang Tidak Ingin Kita Lepaskan,
Orang-orang yang Tidak Ingin Kita Tinggalkan tapi
ADA SAATNYA DIMANA Kita HARUS BERHENTI MENCINTAI SESEORANG BUKAN Karena
Orang Itu Berhenti Mencintai Kita Melainkan Karena
Kita MENYADARI Bahwa Orang Itu Akan Lebih Berbahagia Apabila Kita MELEPASKANNYA.

* Kita Tidak Ingin Melepaskan Seseorang Ketika
KEBAHAGIAAN Kita SANGAT BERGANTUNG Pada Orang Itu.

* Kita Tidak Ingin Melepaskan Seseorang Ketika
Kita Merasa Dia Itu GANTENG, CANTIK, TERISTIMEWA Dibandingkan Dengan yang Lain.

* Kita Tidak Ingin Melepaskan Seseorang Ketika
Kita TAKUT TIDAK DAPAT MENEMUKAN Yang Seperti Dia.

* Kita Tidak Ingin Melepaskan Seseorang Ketika
Begitu BANYAK SAAT-saat INDAH Senantiasa Terbayang di Benak Kita.

* Kita Tidak Ingin Melepaskan Seseorang Ketika
HATI Kita berkata, "Saya SANGAT MENCINTAINYA".

Ingatlah !!
Melepaskan Bukanlah Akhir dari Dunia Melainkan Awal dari Suatu Kehidupan Baru...

* Kita Harus Melepaskan Seseorang Karena KEBAHAGIAAN,
Kita Tidak Tergantung Padanya.

* Kita Harus Melepaskan Seseorang Karena
Kita MENYADARI yang Ganteng, Cantik, Istimewa Belum Tentu
yang Terbaik buat kita.

* Kita Harus Melepaskan Seseorang Karena Kita Tahu
Jika TUHAN MENGAMBIL SESUATU, IA TELAH SIAP MEMBERI YANG LEBIH BAIK.

* Kita Harus Melepaskan Seseorang Ketika
SAAT-saat INDAH HANYALAH TINGGAL MASA LALU.

* Kita Harus Melepaskan Seseorang Karena
Kepala Kita berkata "TIDAK ADA LAGI YANG DAPAT DIPERTAHANKAN".

* KEGAGALAN TIDAK BERARTI Anda Tidak Mencapai Apa-apa...
namun Anda TELAH MEMAHAMI SESUATU...!

Segala Sesuatu Ada WAKTUNYA, Ada Saat MEMPERTAHANKAN, Ada Saat MELEPASKAN...!!

Rabu, 28 Juli 2010

Rintihan Hatiku

Aku mencintaimu karena Allah…

Ini bukan sekedar kata-kata agar kamu jatuh hati padaku, namun ini adalah kejujuranku. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku menyukai orang-orang yang mencintai-Nya…, yang mencintai rasul-Nya. Dan denganmu … ku harap keteguhanmu bisa mengajakku serta untuk semakin mencintai-Nya.

Aku merindukanmu karena Allah…

Ini bukan untaian rahasia dalam hatiku untuk memikatmu. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku tahu… mengucapkan ikrar suci itu menyempurnakan sebagian Din… Pernikahan adalah sunnah Rasulullah dan Rasulullah adalah kekasih Allah. Cinta adalah anugerah-Nya yang ditumbuhkan dihati orang-orang yang dikehendaki-Nya. Bagaimana aku tidak merindukan kehadiranmu my soulmate… to come in my life and marry me?

Aku menunggumu karena Allah…

Ini bukan rajutan perasaan untuk sebuah penantian. Mengapa aku berkata seperti ini? Karena aku tahu, diriku terlalu banyak kekurangan… dan karenanya… aku butuh seseorang yang lebih halus untuk menaklukkan hatiku yang keras dan yang lebih tangguh untuk menguatkan hatiku yang lemah dengan ijin-Nya…

Aku tahu… terlalu banyak yang harus aku perbaiki… Karenanya…, aku menunggumu untuk menjadi pendamping hidupku. Aku menunggumu untuk lebih membimbingku dengan tulusmu. Untuk lebih mengajariku dengan sabar hingga kenikmatan imanku terhadap-Nya semakin dalam dengan ijin-Nya. Di setiap harinya…, untuk selama-lamanya. Amien…

Aku tahu, dalam hatiku… aku tak ingin hidup sendiri, karenanya, aku berharap … Allah dapat menganugerahkan padaku seorang imam untuk berbagi banyak hal dan menerima apa adanya diriku. Dan dari dirimu lah kutemukan semua itu…
Matahariku…, bila engkau benar-benar ada dalam hidupku… Semoga Allah memantapkan hati kita dan mendekatkan kita dijalan yang lebih Ia ridhoi… Amien.
Ya Rabb…, redamkanlah rinduku dijalan yang terbaik menurut Engkau untuk dunia dan akhiratku.Amien.

Aku mencintaimu karena Allah….

Aku merindukanmu karena Allah…

Aku menunggumu karena Allah…

Di raga manakah jiwamu bersemayam??

Ya Allah, jika aku jatuh hati, cintakan lah aku pada sesesorang yang melabuhkan cintanya pada-Mu, agar bertambah kekuatanku untuk mencintai-Mu.
Ya Muhaimin, jika aku jatuh cinta, jagalah cintaku padanya agar tidak melebihi cintaku pada-Mu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati, izinkanlah aku menyentuh hati seseorang yang hatinya tertaut pada-Mu, agar tidak terjatuh aku ke dalam jurang cinta semu.

Ya Rabbana, jika aku jatuh hati, jagalah hatiku padanya agar tidak berpaling pada hati-Mu.

Ya Rabbul Izzati, jika aku rindu, rindukanlah aku pada seseorang yang merindui syahid di jalan-Mu.

Ya Allah, jika aku rindu, jagalah rinduku padanya agar tidak lalai aku merindukan surga-Mu.

Ya Allah, jika aku menikmati cinta kekasih-Mu, janganlah kenikmatan itu melebihi kenikmatan indahnya bermunajat di sepertiga malam terakhir-Mu.

Ya Allah, jika aku jatuh hati pada kekasih-Mu, jangan biarkan aku tertatih dan terjatuh dalam perjalanan panjang menyeru manusia kepada-Mu.

Ya Allah, jika kau halalkan aku merindui kekasih-Mu, jangan biarkan aku melampai batas sehingga melupakan aku pada cinta hakiki dan rindu abadi hanya kepada-Mu.

Ya Allah, Engkau mengetahui bahwa hati-hati ini telah berhimpun dalam cinta pada-Mu, telah bersatu dalam dakwah-Mu, telah berpadu dalam membela syariat-Mu. Kokohkan Ya

Allah ikatannya, kekalkanlah cintanya. Tunjukilah jalan-jalannya penuhilah hati-hati ini dengan nur-Mu yang tiada pernah pudar. Lapangkanlah dada-dada kami dengan kelimpahan keimanan dan keindahan bertawaqal di jalan-Mu.

Ya Allah aku mencintainya!

Ya Allah, aku tahu Kau pasti mendengar degup jantungku tiap ku bertemu dengannya.
Ya Allah, aku tahu Kau pasti mengetahui isi hati ku tiap ku bertatap dengannya.
Ya Allah, aku tahu Kau pasti mengetahu betapa wajah dan senyumannya begitu menggetarkan hati ini.

Ya Allah, jika benar aku mencintainya maka buatlah aku layak baginya dan jadikan aku hamba-Mu yang sholeha dan selalu taat pada-Mu hingga ketika Kau mendengar dan mengetahui isi hati ini maka mantap hatiku dan mantap cintaku sehingga jika benar aku mencintainya maka aku mencintainya karena-Mu…
Ya Allah…

Aku tidak meminta seseorang yang sempurna namun aku meminta seseorang yang tidak sempurna, sehingga aku bisa membuatnya sempurna dimata-Mu.
Seorang pria yang membutuhkan dukunganku sebagai peneguhnya.
Seorang pria yang membutuhkan doaku untuk kehidupannya.
Seseorang yang membutuhkan senyumku untuk mengatasi kesedihannya.
Seseorang yang membutuhkan diriku untuk membuat hidupnya menjadi sempurna.

Ya Allah…
Aku juga meminta, buatlah aku menjadi wanita yang dapat membuatnya bangga.
Berikan aku hati yang sungguh mencintai-Mu sehingga aku dapat mencintainya dengan sekedar cintaku.
Berikan sifat yang lembut sehingga kecantikanku datang dari-Mu.
Berikan aku tangan sehingga akau selalu mampu berdoa untuknya.
Berikan aku penglihatan sehingga aku dapat melihat banyak hal baik dan bukan hal buruk dalam dirinya.

Berikanlah aku lisan yang penuh dengan kata-kata bijaksana, mampu memberikan semangat serta mendukungnya setiap saat dan tersenyum untuk dirinya setiap pagi.
Dan bilamana akhirnya kami akan bertemu, aku berharap kami berdua dapat mengatakan, ”Betapa Maha Besarnya Engkau karena memberikan kepadaku pasangan yang dapat membuat hidupku menjadi sempurna.”

Aku mengetahui bahwa Engkau ingin kami bertemu pada waktu yang tepat dan Engkau akan membuat segala sesuatunya indah pada waktu yang telah Engkau tentukan…

Senin, 28 Juni 2010

Poligami, Wahyu Ilahi yang Ditolak

Para pembaca yang semoga dirahmati Allah. Suatu hal yang patut disayangkan pada saat ini. Wahyu yang sudah semestinya hamba tunduk untuk mengikutinya, malah ditolak begitu saja. Padahal wahyu adalah ruh, cahaya, dan penopang kehidupan alam semesta. Apa yang terjadi jika wahyu ilahi ini ditolak?!

Wahyu Adalah Ruh

Allah ta’ala menyebut wahyu-Nya dengan ruh. Apabila ruh tersebut hilang, maka kehidupan juga akan hilang. Allah Ta’ala berfirman yang artinya, “Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu ruh (wahyu) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Qur’an itu nur (cahaya), yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami.” (QS. Asy Syuro: 52). Dalam ayat ini disebutkan kata ‘ruh dan nur’. Di mana ruh adalah kehidupan dan nur adalah cahaya. (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)

Kebahagiaan Hanya Akan Diraih Dengan Mengikuti Wahyu

Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan, “Kebutuhan hamba terhadap risalah (wahyu) lebih besar daripada kebutuhan pasien kepada dokter. Apabila suatu penyakit yang tidak dapat disembuhkan kecuali dengan dokter tersebut ditangguhkan, tentu seorang pasien bisa kehilangan jiwanya. Adapun jika seorang hamba tidak memperoleh cahaya dan pelita wahyu, maka hatinya pasti akan mati dan kehidupannya tidak akan kembali selamanya. Atau dia akan mendapatkan penderitaan yang penuh dengan kesengsaraan dan tidak merasakan kebahagiaan selamanya. Maka tidak ada keberuntungan kecuali dengan mengikuti Rasul (wahyu yang beliau bawa dari Al Qur’an dan As Sunnah, pen). Allah menegaskan hanya orang yang mengikuti Rasul -yaitu orang mu’min dan orang yang menolongnya- yang akan mendapatkan keberuntungan, sebagaimana firman-Nya yang artinya,”Maka orang-orang yang beriman kepadanya. memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (QS. Al A’raf: 157) (Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)

Poligami, Wahyu Ilahi yang Ditolak

Saat ini, poligami telah menjadi perdebatan yang sangat sengit di tengah kaum muslimin dan sampai terjadi penolakan terhadap hukum poligami itu sendiri. Dan yang menolaknya bukanlah tokoh yang tidak mengerti agama, bahkan mereka adalah tokoh-tokoh yang dikatakan sebagai cendekiawan muslim. Lalu bagaimana sebenarnya hukum poligami itu sendiri [?!] Marilah kita kembalikan perselisihan ini kepada Al Qur’an dan As Sunnah.

Allah Ta’ala telah menyebutkan hukum poligami ini melalui wahyu-Nya yang suci, yang patut setiap orang yang mengaku muslim tunduk pada wahyu tersebut. Allah Ta’ala berfirman yang artinya,”Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja, atau budak-budak yang kamu miliki. Yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya.” (QS. An Nisa’: 3).

Poligami juga tersirat dari perkataan Anas bin Malik, beliau berkata,”Sungguh Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah menggilir istri-istrinya dalam satu malam, dan ketika itu beliau memiliki sembilan isteri.” (HR. Bukhari). Ibnu Katsir -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan, “Nikahilah wanita yang kalian suka selain wanita yang yatim tersebut. Jika kalian ingin, maka nikahilah dua, atau tiga atau jika kalian ingin lagi boleh menikahi empat wanita.” (Shohih Tafsir Ibnu Katsir). Syaikh Nashir As Sa’di -semoga Allah merahmati beliau- mengatakan, “Poligami ini dibolehkan karena terkadang seorang pria kebutuhan biologisnya belum terpenuhi bila dengan hanya satu istri (karena seringnya istri berhalangan melayani suaminya seperti tatkala haidh, pen). Maka Allah membolehkan untuk memiliki lebih dari satu istri dan dibatasi dengan empat istri. Dibatasi demikian karena biasanya setiap orang sudah merasa cukup dengan empat istri, dan jarang sekali yang belum merasa puas dengan yang demikian. Dan poligami ini diperbolehkan baginya jika dia yakin tidak berbuat aniaya dan kezaliman (dalam hal pembagian giliran dan nafkah, pen) serta yakin dapat menunaikan hak-hak istri. (Taisirul Karimir Rohman)

Imam Syafi’i mengatakan bahwa tidak boleh memperistri lebih dari empat wanita sekaligus merupakan ijma’ (konsensus) para ulama, dan yang menyelisihinya adalah sekelompok orang Syi’ah. Memiliki istri lebih dari empat hanya merupakan kekhususan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. (Lihat Shohih Tafsir Ibnu Katsir). Syaikh Muqbil bin Hadi al Wadi’i ketika ditanya mengenai hukum berpoligami, apakah dianjurkan atau tidak? Beliau menjawab: “Tidak disunnahkan, tetapi hanya dibolehkan.” (Lihat ‘Inilah hakmu wahai muslimah’, hal 123, Media Hidayah). Maka dari penjelasan ini, jelaslah bahwa poligami memiliki ketetapan hukum dalam Al Qur’an dan As Sunnah yang seharusnya setiap orang tunduk pada wahyu tersebut.

Tidak Mau Poligami, Janganlah Menolak Wahyu Ilahi

Jadi sebenarnya poligami sifatnya tidaklah memaksa. Kalau pun seorang wanita tidak mau di madu atau seorang lelaki tidak mau berpoligami tidak ada masalah. Dan hal ini tidak perlu diikuti dengan menolak hukum poligami (menggugat hukum poligami). Seakan-akan ingin menjadi pahlawan bagi wanita, kemudian mati-matian untuk menolak konsep poligami. Di antara mereka mengatakan bahwa poligami adalah sumber kesengsaraan dan kehinaan wanita. Poligami juga dianggap sebagai biang keladi rumah tangga yang berantakan. Dan berbagai alasan lainnya yang muncul di tengah masyarakat saat ini sehingga dianggap cukup jadi alasan agar poligami di negeri ini dilarang.

Hikmah Wahyu Ilahi

Setiap wahyu yang diturunkan oleh pembuat syariat pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar. Begitu juga dibolehkannya poligami oleh Allah, pasti memiliki hikmah dan manfaat yang besar baik bagi individu, masyarakat dan umat Islam. Di antaranya: (1) Dengan banyak istri akan memperbanyak jumlah kaum muslimin. (2) Bagi laki-laki, manfaat yang ada pada dirinya bisa dioptimalkan untuk memperbanyak umat ini, dan tidak mungkin optimalisasi ini terlaksana jika hanya memiliki satu istri saja. (3) Untuk kebaikan wanita, karena sebagian wanita terhalang untuk menikah dan jumlah laki-laki itu lebih sedikit dibanding wanita, sehingga akan banyak wanita yang tidak mendapatkan suami. (4) Dapat mengangkat kemuliaan wanita yang suaminya meninggal atau menceraikannya, dengan menikah lagi ada yang bertanggung jawab terhadap kebutuhan dia dan anak-anaknya. (Lihat penjelasan ini di Majalah As Sunnah, edisi 12/X/1428)

Menepis Kekeliruan Pandangan Terhadap Poligami

Saat ini terdapat berbagai macam penolakan terhadap hukum Allah yang satu ini, dikomandoi oleh tokoh-tokoh Islam itu sendiri. Di antara pernyataan penolak wahyu tersebut adalah : “Tidak mungkin para suami mampu berbuat adil di antara para isteri tatkala berpoligami, dengan dalih firman Allah yang artinya,”Jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil, maka (kawinilah) seorang saja.” (An Nisaa’: 3). Dan firman Allah yang artinya,”Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil di antara isteri-isteri(mu), walaupun kamu sangat ingin berbuat demikian.” (QS. An Nisaa’: 129).”

Sanggahan: Yang dimaksud dengan “Dan kamu sekali-kali tidak akan dapat berlaku adil” dalam ayat di atas adalah kamu sekali-kali tidak dapat berlaku adil dalam rasa cinta, kecondongan hati dan berhubungan intim. Karena kaum muslimin telah sepakat, bahwa menyamakan yang demikian kepada para istri sangatlah tidak mungkin dan ini di luar kemampuan manusia, kecuali jika Allah menghendakinya. Dan telah diketahui bersama bahwa Ibunda kita, Aisyah radhiyallahu ‘anha lebih dicintai Rasulullah daripada istri beliau yang lain. Adapun hal-hal yang bersifat lahiriah seperti tempat tinggal, uang belanja dan waktu bermalam, maka wajib bagi seorang suami yang mempunyai istri lebih dari satu untuk berbuat adil. Hal ini sebagaimana pendapat Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, Imam Nawawi, dan Ibnu Hajar.

Ada juga di antara tokoh tersebut yang menyatakan bahwa poligami akan mengancam mahligai rumah tangga (sering timbul percekcokan). Sanggahan: Perselisihan yang muncul di antara para istri merupakan sesuatu yang wajar, karena rasa cemburu adalah tabiat mereka. Untuk mengatasi hal ini, tergantung dari para suami untuk mengatur urusan rumah tangganya, keadilan terhadap istri-istrinya, dan rasa tanggung jawabnya terhadap keluarga, juga tawakkal kepada Allah. Dan kenyataannya dalam kehidupan rumah tangga dengan satu istri (monogami) juga sering terjadi pertengkaran/percekcokan dan bahkan lebih. Jadi, ini bukanlah alasan untuk menolak poligami. (Silakan lihat Majalah As Sunnah edisi 12/X/1428)

Apa yang Terjadi Jika Wahyu Ilahi Ditolak ?

Kaum muslimin –yang semoga dirahmati Allah-. Renungkanlah perkataan Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah berikut ini, apa yang terjadi jika wahyu ilahi yang suci itu ditentang.

Allah telah banyak mengisahkan di dalam al-Qur’an kepada kita tentang umat-umat yang mendustakan para rasul. Mereka ditimpa berbagai macam bencana dan masih nampak bekas-bekas dari negeri-negeri mereka sebagai pelajaran bagi umat-umat sesudahnya. Mereka di rubah bentuknya menjadi kera dan babi disebabkan menyelisihi rasul mereka. Ada juga yang terbenam dalam tanah, dihujani batu dari langit, ditenggelamkan di laut, ditimpa petir dan disiksa dengan berbagai siksaan lainnya. Semua ini disebabkan karena mereka menyelisihi para rasul, menentang wahyu yang mereka bawa, dan mengambil penolong-penolong selain Allah.

Allah menyebutkan seperti ini dalam surat Asy Syu’ara mulai dari kisah Musa, Ibrahim, Nuh, kaum ‘Aad, Tsamud, Luth, dan Syu’aib. Allah menyebut pada setiap Nabi tentang kebinasaan orang yang menyelisihi mereka dan keselamatan bagi para rasul dan pengikut mereka. Kemudian Allah menutup kisah tersebut dengan firman-Nya yang artinya,”Maka mereka ditimpa azab. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat bukti yang nyata, dan adalah kebanyakan mereka tidak beriman. Dan Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Penyayang.” (QS. Asy Syu’ara: 158-159). Allah mengakhiri kisah tersebut dengan dua asma’ (nama) -Nya yang agung dan dari kedua nama itu akan menunjukkan sifat-Nya. Kedua nama tersebut adalah Al ‘Aziz dan Ar Rohim (Maha Perkasa dan Maha Penyayang). Yaitu Allah akan membinasakan musuh-Nya dengan ‘izzah/keperkasaan-Nya. Dan Allah akan menyelamatkan rasul dan pengikutnya dengan rahmat/kasih sayang-Nya. (Diringkas dari Majmu’ Fatawa Ibnu Taimiyah)

Semoga Allah menjadikan kita orang-orang yang mengikuti Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beriman terhadap apa yang beliau bawa. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar Do’a hamba-Nya. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin wa shallallahu ‘ala sayyidina Muhammad wa ashabihi ath thoyyibina ath thohirin.

Ujung Pakaianku Penyapu Jalanan ??

Apa yang spontan terpikir di benak kita ketika melihat seorang muslimah yang memakai jilbab besar dan cadar, ditambah lagi pakaian yang lebar dan panjangnya sampai menyentuh tanah?? Oke, kita tak sedang membahas mengenai hukum jilbab dan cadar. Insya Allah masalah ini dapat ukhty temukan pembahasannya pada tulisan lain. Tapi kita tengah berbicara tentang panjang pakaian sang muslimah yang sampai menyentuh tanah.

“Mbak, mau nyapu jalan ya? Itu lho gamisnya kepanjangan, sampai ke tanah.”

“Sudah lebar, panjang pula. Apa ga kotor? Kalau kena najis di jalan gimana? Ga sah donk kalau pakaiannya dipakai sholat.”

“Iiiih… Jadi muslimah kok jorok sih? mbo’ panjangnya yang biasa aja. Ga usah berlebihan. Biar ga kotor…”

Ukhty, sering mendengar komentar semacam ini bukan?

Namun di sisi lain, kita temukan pula para wanita yang masih meremehkan masalah menutup aurat. Kaki, bagian tubuh wanita yang seharusnya ditutup justru digembor-gemborkan agar dijadikan salah satu daya pikat kecantikan wanita. Semakin pendek pakaian, semakin menarik, begitu anggapan mereka. Bahkan rok pendek dan rok mini menjadi bagian dari fashion model baju wanita. Wal iyaudzubillah.

Lalu, sepanjang apakah seharusnya pakaian wanita menurut syariat??

Anjuran Bagi Wanita untuk Memanjangkan Kain Pakaiannya

Ya Ukhty fillah, telah engkau ketahui bahwa wajib hukumnya bagi wanita untuk menutup auratnya. Dan termasuk bagian dari aurat yang harus engkau tutup adalah kakimu.

Ketika Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menerangkan mengenai bagian bawah pakaian, Ummu Salamah radhiyallahu ‘anha berkata kepada Rasulullah, “Lalu bagaimana dengan pakaian seorang wanita wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Hendaklah ia mengulurkannya satu jengkal,” Ummu Salamah berkata, ‘Jika demikian masih tersingkap ” Satu hasta saja dan jangan lebih dari itu,” jawab beliau. (HR. At Tirmidzi. Hadits hasan shahih)

Dari hadits di atas dapat ditarik dua kesimpulan, yaitu:

Pertama, bahwa seorang wanita wajib menutup kedua telapak kakinya dengan pakaiannya.

Kedua, boleh hukumnya memanjangkan pakaian bagi seorang wanita dengan ukuran sebagaimana telah dijelaskan hadits di atas.

Dari mana diukurnya satu jengkal di mana seorang wanita memanjangkan pakaiannya?

Dalam hal ini ada perbedaan pendapat di kalangan ulama satu jengkal itu diukur dari mana. Akan tetapi, pendapat yang kuat -insya Allah- satu jengkal adalah diukur dari mata kaki. Karena inilah Ummu Salamah berkata, “Jika demikian, kedua kakinya masih tersingkap,” lalu Rasulullah memberikan keringanan dengan satu hasta.

Para ulama telah bersepakat bolehnya seorang wanita memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki. Hal ini berbeda dengan kaum laki-laki di mana mereka mendapat ancaman keras bila memanjangkan pakaiannya di bawah mata kaki.

Sebagaimana kaum laki-laki, kaum wanita pun dilarang isbal. Akan tetapi ukuran isbal pakaian wanita berbeda dengan kaum laki-laki. Isbal-nya pakaian laki-laki adalah di bawah mata kaki. Sedangkan isbal-nya pakaian wanita adalah bila melebihi satu hasta atau dua jengkal. Sebagaimana dijelaskan di dalam hadits bahwa Rasulullah membatasi panjang pakaian wanita hanya boleh ditambah satu hasta atau dua jengkal, tidak boleh lebih.

Saat ini banyak kita dapati model pakaian wanita ala Barat, misalnya saja pakaian pengantin. Bagian atas ketat dan membuka aurat, tapi anehnya bagian bawahnya justru sampai bermeter-meter panjangnya!! Betapa banyak kesalahan yang terdapat dalam model pakaian semacam ini. Pertama, Tidak menutup aurat. Kedua, Isbal. Ketiga, merupakan pemborosan dan perbuatan yang sia-sia. Keempat, menyerupai (tasyabuh) orang kafir.

Cara Membersihkan Ujung Pakaian Wanita

Jika kini pada dirimu timbul pertanyaan, “Lalu bagaimana membersihkan ujung pakaian wanita? Bukankah dengan ukurannya yang panjang menjadikan pakaian tersebut besar kemungkinannya terkena najis di jalan?”

Islam agama yang kamil (sempurna) dan syamil (lengkap) yang menjelaskan setiap urusan secara detail, sehingga kita akan mengetahui berbagai solusi dari permasalahan yang kita hadapi dan belum kita ketahui. Ini sebagai bentuk kemudahan Islam.

Berkaitan mengenai cara membersihkan ujung pakaian wanita, maka simaklah hadiah nabawiyah berikut ini.

Dari seorang ibu putra Ibrahim bin Abdurrahman bin ‘Auf bahwa ia pernah bertanya kepada Ummu Salamah istri Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, ‘Sesungguhnya aku adalah seorang perempuan yang biasa memanjangkan (ukuran) pakaianku dan (kadang-kadang) aku berjalan di tempat kotor?’ maka Jawab Ummu Salamah, bahwa Nabi pernah bersabda, “Tanah selanjutnya menjadi pembersihnya.” (HR. Ibnu Majah, Imam Malik dan Tirmidzi. Hadits shahih)

Namun, ada hal yang harus ukhty perhatikan dan pahami. Bahwa ketentuan yang disebutkan hadits di atas hanya berlaku untuk najis yang kering. Ketentuan ini tidak berlaku jika najisnya adalah najis yang basah atau cair.

Imam Malik berkata, “Sesungguhnya sebagian tanah membersihkan sebagian yang lain. Hal ini berlaku apabila kita menginjak tanah yang kotor, kemudian setelah itu menginjak tanah bersih dan kering, maka tanah yang bersih dan kering inilah yang akan menjadi pembersihnya. Adapun najis seperti air kencing dan semisalnya yang mengenai pakaian/ jasad maka harus dibersihkan dengan air.” Al Khathabi berkata. “Dan ummat sepakat dalam hal ini.”

Lebih jauh, Imam Syafi’i menjelaskan, bahwa ketentuan berlaku apabila najis yang diinjak adalah najis yang kering sehingga tidak ada najis yang melekat padanya. Maksudnya, najis tidak terlihat jelas secara fisik melekat pada pakaian (tanah telah menyucikannya). Apabila najis yang diinjak adalah najis yang basah, maka harus tetap dibersihkan dengan air hingga bersih.

Lalu, bagian mana yang harus dibersihkan. Apakah hanya pada bagian yang terkena najis saja ataukah seluruh pakaian?

Ukhty, pada asalnya yang wajib dibersihkan adalah hanya pada bagian yang terkena najis. Tidak harus dicuci semua.

Sebagian orang beranggapan bahwa bila suatu bagian pakaian terkena najis maka seluruh pakaian harus dibersihkan. Ini adalah anggapan yang tidak benar. Cukup bagian yang terkena najis saja. Jika sudah secara maksimal dibersihkan tetapi masih tetap tersisa, maka insya Allah tidak mengapa.

Semoga dengan penjelasan di atas kini para muslimah dapat mengetahui dan mengamalkan beberapa hukum berkaitan pakaian wanita. Allah dan Rasul-Nya telah menjelaskan pada kita mengenai najis, barang yang terkena najis dan bagaimana cara membersihkannya. Oleh karena itu, hendaklah para muslimah benar-benar mengilmui masalah ini. Tidak hanya sebatas masalah pakaian, tetapi jagalah juga diri dan lingkungan sekitar dari barang najis maupun barang-barang kotor yang bukan najis.

Jangan sampai muncul anggapan bahwa wanita muslimah adalah sosok yang tidak mengerti dan tidak peduli masalah kebersihan. Bukankah wanita juga yang mengurus sandang-papan bagi suami dan anak-anaknya. Jika kita sendiri tak mengerti, lalu bagaimana keadaan keluarga dan rumah kita nantinya?

Ukhty, mari kita niatkan setiap amal kita untuk mencari wajah Allah dan mengikuti sunnah Rasul-Nya. Bukan sekedar karena berprinsip “saya suka kebersihan.” Tapi mari cintai dan wujudkan keindahan dan kebersihan karena mengharap ridha Allah.

Lafadz-Lafadz yang Ringan di Lidah

Banyak kata…keluar dari lisan kita. Tapi entah berapa yang mengeluarkan sepatah dua patah yang menambah bekal pahala di akhirat nanti. Ya saudariku…hanya sepatah dua patah kata…yang terasa ringan untuk diucapkan, mudah untuk dihafalkan, dan dapat menambah keimanan kita. Bukankah iman bertambah dan berkurang? Semoga kita tidak lupa untuk mengamalkan sunnah ini dan bersemangat untuk menghafalkan dan mengamalkan do’a dan dzikir lainnya (yang membutuhkan waktu untuk menghafalkan dan mengamalkannya) yang shahih dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Bismillah

Untuk lafadz yang satu ini, mungkin kita sendiri lupa entah kapan mulai mempelajarinya. Ternyata banyak saat-saat yang kita disunnahkan untuk mengluarkan lafadz ini. Yang pertama adalah saat hendak mulai makan. Hei…mungkin langsung ada yang bertanya-tanya, bukankah saat hendak makan doa yang dibaca “Allahumma bariklana…?”

Jawabnya, “Bukan saudariku.” Bahkan do’a tersebut tidak pernah diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam karena hanya disebutkan dalam hadits yang lemah riwayat dari Ibnu Sunni. Cukup dengan ‘bismillah’. Maka setan tidak akan dapat ikut makan bersama kita.

Dari Jabir radhiallahu ‘anhu, dia berkata, “Saya mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

‘Apabila seseorang masuk rumahnya dia menyebut Allah Ta’ala pada waktu masuknya dan pada waktu makannya, maka setan berkata kepada teman-temannya, ‘Kalian tidak punya tempat bermalam dan tidak punya makan malam.’ Apabila ia masuk tidak menyebut nama Allah pada waktu masuknya itu, maka setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’, dan apabila ia tidak menyebut nama Allah pada waktu makan, maka setan berkata, ‘Kalian mendapatkan tempat bermalam dan makan malam.’” (HR. Muslim)

Adapun jika kita terlupa membaca ‘bismillah’ di awal waktu kita makan, maka kita cukup membasa ‘bismillah awwalahu wa aakhirohu’ di saat kita ingat.

Dari ‘Aisyah radhiallahu ‘anhuma, ia berkata, “Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda, ‘Apabila salah seorang kamu makan, maka sebutlah nama Allah Ta’ala (bismillah -pen). Jika ia lupa menyebut nama Allah di awal makannya, maka hendaklah ia mengucapkan,

بِسْمِ اللهِ أوَّلَهُ وَ اخِرَهُ
(Dengan menyebut nama Allah pada awalnya dan pada akhirnya)’.” (HR. Abu Daud dan Tirmidzi, dia berkata, “Hadits hasan shahih”)

Kita juga disunnahkan membaca bismillah ketika kendaraan yang kita kendarai mogok. (HR. Abu Daud, dinyatakan shahih oleh Syaikh al-Albani dalam Shahih Sunan Abu Daud III/941)

Subhanallah
Alhamdulillah, dzikir yang satu ini pun sudah kita hafal sejak lama. Dzikir ini dapat kita amalkan setelah sholat sebanyak 33 kali (HR. Bukhari dan Muslim) atau kita dzikirkan pula sebelum tidur sebanyak 33 kali (HR. Bukhari dan Muslim). Dalam satu riwayat lain, dibaca sebanyak 34 kali sebelum tidur. Lafadz ini juga disunnahkan untuk diucapkan ketika kita dalam perjalanan dengan kondisi jalan yang menurun (HR. Bukhari dalam al-Fath VI/135). Dapat pula kita ucapkan ketika kita sedang takjub dengan kebesaran ciptaan Allah Subhanahu wa Ta’ala (HR. Bukhari)

Adapula lafadz tasbih lainnya yang telah diajarkan Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam, sebagai berikut:

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Dua kalimat yang ringan di lidah, berat dalam timbangan, dicintai Allah Yang Maha Pengasih, (yaitu),

سُبْحَانَ الله وَ بِحَمْدِهِ، سُبْحَانَ اللهِ الغَظِيْمِ
ّ
“Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya, maha suci Allah Yang Maha Agung.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Pada hadits lainnya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Sesungguhnya ucapan yang paling dicintai Allah adalah

سُبْحَانَ اللهِ وَ بِحَمْدِ هِ

(HR. Muslim)

Alhamdulillah
Lafadz ini adalah ungkapan rasa syukur seorang hamba kepada Rabbnya dengan memberikan pujian kepada-Nya. Lafadz ini juga disunnahkan dibaca setelah sholat sebanyak 33 kali dan juga sebelum tidur 33 kali.

Setelah bersin, kita juga disunnahkan mengucapkan alhamdulillah atau alhamdulillah ‘ala kulli haal (HR. Bukhari). Nah, bagi yang mendengar lafadz alhamdulillah dari orang yang bersin, maka berikanlah do’a kepadanya, yaitu

يَر حَمُكَ اللّه

yarhamukallah
“Semoga Allah merahmatimu.”

Kalau sudah mendapat do’a ini, maka orang yang bersin tadi membaca

يَهْدِ يكُمُ اللّهُ و يُصلح بَالَ كُمْ


yahdikumullah wa yuslih baalakum’
“Semoga Allah memberi petunjuk dan memperbaiki keadaanmu.”

Keutamaan dzikir alhamdulillah dan dzikir subhanallah juga terdapat dalam hadits berikut,

“Dari Abu Malik al-Asy’ary dia berkata, ‘Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Bersuci adalah setengah iman, الحَمْدُ لِلَّهِ memenuhi timbangan, dan سُبْجَانَ اللّهِ وَ الْحَمْدُ لِلَّهِ (Maha suci Allah dan segala puji bagi-Nya) memenuhi antara tujuh langit dan bumi.”‘” (HR. Muslim)

Allahu Akbar
Sama seperti dua lafadz sebelumnya, lafadz ini juga disunnahkan dibaca setelah sholat dan sebelum tidur. Setelah shalat sebanyak 33 kali dan sebelum tidur sebanyak 33 kali (dalam riwayat lain 34 kali).

Lafadz Allahu Akbar juga sunnah diucapkan ketika melihat sesuatu yang menakjubkan dari ciptaan Allah (HR. Bukhari dalam al-Fath). Dan tahukah saudariku, ternyata lafadz ini juga termasuk dzikir yang sunnah diucapkan ketika dalam perjalanan dengan kondisi jalan yang menanjak. (HR. Bukhari dalam al-Fath VI/135)

Laa ilaha illallah
Alhamdulillah, kita semua tentu telah melafadzkan ini karena inilah salah satu pembeda antara muslim dengan kafir. Tentu saja pelafalan lafadz laa ilaha illallah harus disertai dengan keyakinan hati dan pemaknaan yang benar, bahwa tidak ada ilah atau sesembahan yang berhak disembah selain Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga menjelaskan tentang lafadz ini dalam haditsnya,

“Sebaik-baik dzikir adalah ada لا اله الا الله (tiada Ilah yang berhak disembah melainkan Allah).” (HR. Tirmidzi dan dia berkata, “Hadits hasan.”)

Dan sungguh manis ganjaran orang yang yang melafadzkan dzikir ini, sebagaimana dijelaskan oleh Rasululllah shallallahu ‘alaihi wa sallam,

“Barangsiapa mengucapkan laa ilaah illallah, maka ditanamkan baginya sebatang pohon kurma di Surga.” (HR. Tirmidzi dan dia berkata, “Hadits hasan.”)

Saudariku tentu juga mengetahui, pernah menjadi tren ‘latah’ yang menyebar di berbagai kalangan. Salah satu ciri latah ini adalah jika seseorang dikagetkan atau terkejut, maka akan keluar kata-kata yang tidak dia sadari. Atau bahkan ia bisa dikontrol oleh orang yang mengejutkannya sehingga berkata-kata atau bertingkah laku yang tidak-tidak. Padahal untuk urusan yang terlihat kecil ini, ternyata telah pula diajarkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Seorang yang terkejut disunnahkan untuk mengucapkan lafadz ‘laa ilah illallah’. (HR. Bukhari dalam Fathul Baari VI/181 dan Muslim IV/22208)


Masya Allah
Yang satu ini, seringkali penulis dengar dilafalkan bukan pada tempatnya. Masya Allah memiliki makna “Atas kehendak Allah”. Lafadz ini diucapkan ketika kita takjub melihat kelebihan yang dimiliki oleh orang lain, baik berupa harta, kondisi fisik atau yang lainnya. Dalam surat Al Kahfi, terdapat tambahan,

“Masya Allah laa quwwata illa billah”

“Sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud, tidak ada kekuatan kecuali dengan bantuan Allah.”

Lafadz ini juga berkaitan dengan penyakit ‘ain. Dengan melafadzkan “Masya Allah” ketika kita mengaggumi kelebihan yang dimiliki orang lain, diharapkan orang tersebut tidak terkena penyakit ‘ain disebabkan pandangan kita. Karena penyakit ‘ain ini dapat terjadi baik kita sengaja ataupun tidak.

Nah…yang sering menarik pandangan seseorang adalah tingkah dan fisik anak kecil yang menggoda. Pipinya yang lucu, matanya yang nakal dan lain sebagainya. Lalu datanglah pujian dari sanak, saudara atau teman sekitar kita. Namun kita mungkin lupa, bahwa anak juga merupakan anugrah yang dapat terkena ‘ain. Maka, ingatkanlah orang-orang sekitar untuk mengucapkan masya Allah ketika memberikan pujian kepada anak kita. Begitupula dengan kita sendiri ketika memuji anak atau benda milik seseorang, maka ucapkanlah ‘masya Allah’ ini.

Astaghfirullah
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata, “Pujian yang paling tinggi adalah la ilaha illallah, sedangkan doa yang paling tinggi adalah perkataan astaghfirullah. Allah memerintahkan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam untuk mengesakan Allah dan memohon ampunan bagi diri sendiri dan bagi orang-orang mukmin.”

Memohon ampunan dengan lafadz ini sunnah diucapkan sebanyak 3 kali setelah selesai salam dari sholat wajib. Kita juga dapat memohon ampunan sebanyak-banyaknya, sebagaimana banyak ayat Al-Qur’an menunjukkan hal ini. Begitupula dari contoh perbuatan Rasululllah shallallahu’alaihi wa sallam (padahal beliau sudah diampuni dosanya yang telalu lalu dan akan datang). Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Demi Allah, sesungguhnya aku benar-benar memohn ampun kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari.” (HR. Bukhari)

Kita sebagai wanita juga diperintah untuk memperbanyak istighfar, sebagaimana dalam hadits berikut,

“Wahai sekalian kaum wanita, bersedekahlah dan perbanyaklah istighfar, karena sesungguhnya aku melihat kalian adalah kebanyakan penghuni neraka!”

Seorang wanita dari mereka bertanya, “Wahai Rasululllah, mengapa kami menjadi kebanyakan penghuni neraka?”

Beliau menjawab, “Kalian terlalu banyak melaknat dan ingkar (tidak bersyukur) terhadap (kebaikan) suami, aku tidak melihat orang yang kurang akal dan agamanya bisa mengalahkan lelaki yang berakal kecuali kalian.”

Ia bertanya, “Apa maksudnya kurang akal dan agama?”

Beliau menjawab, “Persaksian dua orang wanita sama dengan seorang laki-laii dan wanita berdiam diri beberapa hari tanpa shalat.”
(HR. Muslim)

Ini adah lafadz-lafadz dzikir yang ringan di lidah dan mudah untuk dihafal dan diamalkan, insya Allah. Semoga yang ringan ini juga menjadi pemicu untuk menghafal dan mempraktekkan do’a dan dzikir-dzikir lain yang lebih panjang. Barakallahufikunna.

Tidur Cantik Sesuai Tuntunan Rasulullah

Tidur bagi muslimah merupakan saat yang sangat penting. Karena dalam tidurnya ia mengumpulkan tenaga untuk beribadah kepada Allah. Selain itu, ketika tidur hati seorang muslimah di antara jemari Allah. Seorang muslimah cantik karena agamanya. Jadi tidurnya pun harus cantik. Hendaknya seorang muslimah menjaga adab-adab dalam tidur dengan adab yang diajarkan dalam agama Islam. Bagaimana adab-adabnya?

Tidak tidur terlalu malam setelah sholat isya kecuali dalam keadaan darurat seperti untuk mengulang (muroja’ah) ilmu atau adanya tamu atau menemani keluarga, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Abu Barzah radhiyallahu ‘anhu:

“Bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘allaihi wasallam membenci tidur malam sebelum (sholat Isya) dan berbincang-bincang (yang tidak bermanfaat) setelahnya.” [Hadist Riwayat Al-Bukhari No. 568 dan Muslim No. 647 (235)]

Hendaknya tidur dalam keadaan sudah berwudhu, sebagaimana hadits: “Apabila engkau hendak mendatangi pembaringan (tidur), maka hendaklah berwudhu terlebih dahulu sebagaimana wudhumu untuk melakukan sholat.” (HR. Al-Bukhari No. 247 dan Muslim No. 2710)

Hendaknya mendahulukan posisi tidur di atas sisi sebelah kanan (rusuk kanan sebagai tumpuan) dan berbantal dengan tangan kanan, tidak mengapa apabila setelahnya berubah posisinya di atas sisi kiri (rusuk kiri sebagai tumpuan). Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah: “Berbaringlah di atas rusuk sebelah kananmu.” (HR. Al-Bukhari no. 247 dan Muslim no. 2710)

“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam apabila tidur meletakkan tangan kanannya di bawah pipi kanannya.” (HR. Abu Dawud no. 5045, At Tirmidzi No. 3395, Ibnu Majah No. 3877 dan Ibnu Hibban No. 2350)

Tidak dibenarkan telungkup dengan posisi perut sebagai tumpuannya baik ketika tidur malam atau pun tidur siang. “Sesungguhnya (posisi tidur tengkurap) itu adalah posisi tidur yang dimurkai Allah Azza Wa Jalla.” (HR. Abu Dawud dengan sanad yang shohih)

Membaca ayat-ayat Al-Qur’an, antara lain:

a) Membaca ayat kursi.

b) Membaca dua ayat terakhir dari surat Al-Baqoroh.

c) Mengatupkan dua telapak tangan lalu ditiup dan dibacakan surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas kemudian dengan dua telapak tangan mengusap dua bagian tubuh yang dapat dijangkau dengannya dimulai dari kepala, wajah, dan tubuh bagian depan, hal ini diulangi sebanyak 3 kali (HR. Al-Bukhari dalam Fathul Bari XI/277 No. 4439, 5016 (cet. Daar Abi Hayan) Muslim No. 2192, Abu Dawud No. 3902, At-Tirmidzi)

Hendaknya mengakhiri berbagai doa tidur dengan doa berikut:

باسمك ربيوضعت جنبي وبك أرفعه إن أ مسكت نفسي فا ر حمها و إ ن أ ر سلتها فاحفظها بما تحفظ به عبادك الصا لحين

“Bismikarabbii wa dho’tu jambii wa bika arfa’uhu in amsakta nafsii farhamhaa wa in arsaltahaa fahfazhhaa bimaa tahfazha bihi ‘ibaadakasshaalihiin.”

“Dengan Nama-Mu, ya Rabb-ku, aku meletakkan lambungku. Dan dengan Nama-Mu pula aku bangun daripadanya. Apabila Engkau menahan rohku (mati), maka berilah rahmat padanya. Tapi apabila Engkau melepaskannya, maka peliharalah, sebagaimana Engkau memelihara hamba-hamba-Mu yang shalih.” (HR. Al-Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, Abu Dawud No. 5050 dan At-Tirmidzi No. 3401)

Disunnahkan apabila hendak membalikkan tubuh (dari satu sisi ke sisi yang lain) ketika tidur malam untuk mengucapkan doa:

لا إ له إ لاالله الواحدالقهاررب السماوات واﻷرض ومابينهماالعز يزالغفار

“laa ilaha illallahu waahidulqahhaaru rabbussamaawaati wal ardhi wa maa baynahumaa ‘aziizulghaffaru.”

“Tidak ada Illah yang berhak diibadahi kecuali Alloh yang Maha Esa, Maha Perkasa, Rabb yang menguasai langit dan bumi serta apa yang ada diantara keduanya, Yang Maha Mulia lagi Maha Pengampun.” (HR. Al-Hakim I/540 disepakati dan dishohihkan oleh Imam adz-Dzahabi)

Apabila merasa gelisah, risau, merasa takut ketika tidur malam atau merasa kesepian maka dianjurkan sekali baginya untuk berdoa sebagai berikut:

أعوذ بكلمات الله التامات من غضبه و شرعباده ومن همزات الشيا طين وأن يحضرون

“A’udzu bikalimaatillahi attammati min ghadhabihi wa ‘iqaabihi wa syarri ‘ibaadihi wa min hamazaatisysyayaathiin wa ayyahdhuruun.”

“Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari murka-Nya, siksa-Nya, dari kejahatan hamba-hamba-Nya, dari godaan para syaitan dan dari kedatangan mereka kepadaku.” (HR. Abu Dawud No. 3893, At-Tirmidzi No. 3528 dan lainnya)

Memakai celak mata ketika hendak tidur, berdasarkan hadits Ibnu Umar: “Bahwasanya Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam senantiasa memakai celak dengan batu celak setiap malam sebelum beliau hendak tidur malam, beliau sholallahu ‘alaihi wassalam memakai celak pada kedua matanya sebanyak 3 kali goresan.” (HR. Ibnu Majah No. 3497)

Hendaknya mengibaskan tempat tidur (membersihkan tempat tidur dari kotoran) ketika hendak tidur. Hal ini berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Jika salah seorang di antara kalian akan tidur, hendaklah mengambil potongan kain dan mengibaskan tempat tidurnya dengan kain tersebut sambil mengucapkan ‘bismillah’, karena ia tidak tahu apa yang terjadi sepeninggalnya tadi.” (HR. Al Bukhari No. 6320, Muslim No. 2714, At-Tirmidzi No. 3401 dan Abu Dawud No. 5050)

Jika sudah bangun tidur hendaknya membaca do’a sebelum berdiri dari tempat pembaringan, yaitu:

الحمد لله الذي أحيانابعدماأماتناوإليه النشور

“Alhamdulillahilladzii ahyaanaa ba’damaa amaatanaa wa ilayhinnusyuur.”

“Segala puji bagi Allah yang telah menghidupkan kami setelah ditidurkan-Nya dan kepada-Nya kami dibangkitkan.” (HR. Al-Bukhari No. 6312 dan Muslim No. 2711)

Hendaknya menyucikan hati dari setiap dengki yang (mungkin timbul) pada saudaranya sesama muslim dan membersihkan dada dari kemarahannya kepada manusia lainnya.

Hendaknya senantiasa menghisab (mengevaluasi) diri dan melihat (merenungkan) kembali amalan-amalan dan perkataan-perkataan yang pernah diucapkan.

Hendaknya segera bertaubat dari seluruh dosa yang dilakukan dan memohon ampun kepada Alloh dari setiap dosa yang dilakukan pada hari itu.

Setelah bangun tidur, disunnahkan mengusap bekas tidur yang ada di wajah maupun tangan.

“Maka bangunlah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dari tidurnya kemudian duduk sambil mengusap wajah dengan tangannya.” [HR. Muslim No. 763 (182)]

Bersiwak.

“Apabila Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bangun malam membersihkan mulutnya dengan bersiwak.” (HR. Al Bukhari No. 245 dan Muslim No. 255)

Beristinsyaq dan beristintsaar (menghirup kemudian mengeluarkan atau menyemburkan air dari hidung). “Apabila salah seorang di antara kalian bangun dari tidurnya, maka beristintsaarlah tiga kali karena sesunggguhnya syaitan bermalam di rongga hidungnya.” (HR. Bukhari No. 3295 dan Muslim No. 238)

Mencuci kedua tangan tiga kali, berdasarkan sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam: “Apabila salah seorang di antara kamu bangun tidur, janganlah ia memasukkan tangannya ke dalam bejana, sebelum ia mencucinya tiga kali.” (HR. Al-Bukhari No. 162 dan Muslim No.278)

Anak laki-laki dan perempuan hendaknya dipisahkan tempat tidurnya setelah berumur 6 tahun. (HR. Abu Daud, At-Tirmidzi)

Tidak diperbolehkan tidur hanya dengan memakai selimut, tanpa memakai busana apa-apa. (HR. Muslim)

Jika bermimpi buruk, jangan sekali-kali menceritakannya pada siapapun kemudian meludah ke kiri tiga kali (diriwayatkan Muslim IV/1772), dan memohon perlindungan kepada Alloh dari godaan syaitan yang terkutuk dan dari keburukan mimpi yang dilihat. (Itu dilakukan sebanyak tiga kali) (diriwayatkan Muslim IV/1772-1773). Hendaknya berpindah posisi tidurnya dari sisi sebelumnya. (diriwayatkan Muslim IV/1773). Atau bangun dan shalat bila mau. (diriwayatkan Muslim IV/1773).

Tidak diperbolehkan bagi laki-laki tidur berdua (begitu juga wanita) dalam satu selimut. (HR. Muslim)